900 Turis Terjebak Dekat Machu Picchu Gara-gara Layanan Kereta Disetop

Hampir 1.000 turis terlantar di Aguas Calientes, Peru, dekat situs kuno Machu Picchu, setelah layanan kereta api dihentikan akibat protes warga.

Menurut laporan Reuters, para pengunjuk rasa memprotes penunjukan perusahaan bus baru yang dianggap tidak transparan.

Protes yang berlangsung hampir dua minggu ini dimulai setelah kontrak Consettur berakhir. Consettur yakni perusahaan yang mengoperasikan bus dari Aguas Calientes ke situs kuno tersebut.

Para pengunjuk rasa berpendapat bahwa proses penggantian perusahaan bus tidak memiliki transparansi dan keadilan. Mereka bahkan meletakkan batu-batu "berbagai ukuran" di atas rel kereta api.

Menteri Pariwisata, Desilu Leon, mengatakan kepada stasiun radio setempat bahwa 1.400 turis telah dievakuasi pada hari Senin, namun masih ada sekitar 900 orang yang terjebak di Aguas Calientes.

Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Peru mendesak warga Amerika yang sedang berkunjung untuk menghindari kerumunan dan demonstrasi.

"Pihak berwenang Peru telah mengevakuasi turis dari Machu Picchu Pueblo/Aguas Calientes menggunakan rute darat dan kereta api, jika memungkinkan," tulis kedutaan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Fox News.

Kedubes AS juga memberikan informasi bagi warga Amerika yang terlantar. "Para pelancong yang masih ingin mengunjungi Machu Picchu selama periode ini meskipun ada protes harus menyadari bahwa transportasi, akses ke situs, dan akses ke layanan lainnya mungkin akan lebih terbatas tanpa pemberitahuan sebelumnya," lanjut peringatan tersebut.

Layanan kereta api yang dihentikan pada hari Senin (15/9), baru kembali beroperasi dua hari kemudian.

Machu Picchu, benteng Inca abad ke-15, dinobatkan sebagai salah satu "Tujuh Keajaiban Dunia Baru" pada tahun 2007. Situs yang juga merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO ini terletak di ketinggian 7.970 kaki di punggung pegunungan di atas permukaan laut.