Penderita penyakit darah seperti hemofilia, penyakit Von Willebrand, hemokromatosis herediter, atau sickle cell trait termasuk kelompok orang yang tidak boleh donor darah.
Masalah kesehatan yang berhubungan dengan darah ini dapat membahayakan kesehatan pendonor maupun penerima darah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tekanan darah yang berada di luar batas normal juga menjadi alasan penolakan donor darah. Mengutip GoodRX, jika tekanan darah sistolik di atas 180 dan diastolik di atas 100, maka sebaiknya kamu menunda rencana donor darah hingga kondisi kembali pulih.
Tekanan darah terlalu rendah juga tidak diperbolehkan donor darah, yakni sistolik di bawah 90 dan diastolik di bawah 50.
Jika tekanan darah terkontrol dengan baik, donor masih bisa dilakukan dengan syarat tertentu.
![]() |
Ibu hamil dan menyusui membutuhkan banyak nutrisi untuk dirinya sendiri dan bayinya, sehingga mereka termasuk kelompok orang yang tidak boleh donor darah.
Setelah melahirkan, sang ibu harus menunggu minimal 6 minggu sebelum bisa mendonorkan darah kembali.
Beberapa penyakit serius membuat seseorang tidak diperbolehkan donor darah. Berikut ini daftar penyakit atau kondisi medis yang membuat seseorang tak boleh mendonorkan darahnya:
- penyakit jantung,
- penyakit paru-paru,
- kanker,
- hipertensi,
- diabetes mellitus,
- perdarahan abnormal atau kelainan darah lainnya,
- epilepsi dan sering kejang,
- menderita atau pernah menderita hepatitis B atau C,
- sifilis,
- ketergantungan narkoba,
- kecanduan minuman beralkohol,
- mengidap atau beresiko tinggi HIV/AIDS.
Jika dokter menyarankan untuk tidak donor karena alasan kesehatan, maka hal tersebut harus dipatuhi demi keselamatan bersama.
Mengetahui siapa saja orang yang tidak boleh donor darah sangat penting agar proses donor darah berjalan aman dan bermanfaat.
Jangan memaksakan diri jika kondisi tubuh tidak memungkinkan, karena keselamatan pendonor dan penerima darah adalah prioritas utama.
(rea/asr)