Studi: Sosok Manajer Bisa 'Acak-acak' Kesehatan Mental Karyawan

CNN Indonesia
Rabu, 15 Okt 2025 20:45 WIB
Studi menemukan, sosok manajer atau bos di kantor bisa mengacak-acak mental seseorang hingga memicu stres.
Ilustrasi. Studi menemukan, sosok manajer atau bos di kantor bisa mengacak-acak mental seseorang hingga memicu stres. (iStockphoto/wichayada suwanachun)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hampir setiap orang akan mengalami stres kerja. Wajar saja, studi menemukan, sosok manajer atau bos di kantor jadi orang yang bisa mengacak-acak mental seseorang hingga memicu stres.

Studi yang dilakukan oleh The Workforce Institute menyebutkan, seorang manajer di tempat kerja memiliki dampak besar terhadap kesehatan mental daripada seorang terapis atau dokter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Workforce Institute melakukan survei terhadap 3.400 orang di 10 negara untuk menyoroti pengaruh pekerjaan dan manajer kantor terhadap kesehatan mental.

Melansir Business Wire, ditemukan bahwa para manajer memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental karyawan.

Lebih dari 69 persen manajer memengaruhi kesehatan mental karyawan dibandingkan dengan 51 persen dokter atau 41 persen terapis.

Studi juga menemukan, 80 persen karyawan lebih memilih kesehatan mental yang baik alih-alih pekerjaan bergaji tinggi. Dua pertiga karyawan bahkan tak masalah jika harus ada pemotongan gaji untuk pekerjaan yang lebih sehat mental.

Stres juga ditemukan berdampak negatif terhadap kehidupan rumah tangga karyawan (71 persen), kesejahteraan (64 persen), dan hubungan (62 persen).

"Kita sering membicarakan kesehatan mental dalam konteks diagnosis medis atau kelelahan. Meski hal itu merupakan masalah serius, stressor sehari-hari yang dihadapi--terutama yang disebabkan oleh pekerjaan--adalah hal yang seharusnya lebih sering kita bicarakan sebagai pemimpin," ujar perwakilan Workforce Institute, Pat Wadors.

Tak cuma itu, studi juga menemukan lebih dari 57 persen karyawan yang tidak bahagia mengundurkan diri karena alasan tidak menyukai atasan atau bos.

Pemimpin harus meyakini karyawan bahwa mereka tidak sendirian dan memberikan kenyamanan. Kepemimpinan yang autentik dan terbuka adalah kunci untuk menciptakan rasa memiliki di tempat kerja.

"Setiap atasan [di kantor] memiliki kemampuan untuk mengubah tempat kerja menjadi lingkungan yang toksik atau memprioritaskan kepuasan karyawan," ujar Wadors.

(asr/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER