Maskapai penerbangan terbesar di Korea Selatan, Korean Air, mengumumkan pada Kamis (16/10) bahwa mereka akan menghapus biaya pembatalan untuk semua penerbangan yang berangkat dari Korea menuju Kamboja hingga akhir tahun ini.
Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran keselamatan akibat maraknya kasus penipuan daring (online scams) yang menyasar warga Korea Selatan.
Menurut laporan Korea JoongAng Daily, kebijakan Korean Air menyusul larangan perjalanan yang baru-baru ini diberlakukan oleh pemerintah Korea Selatan ke beberapa bagian Kamboja sebagai respons terhadap lonjakan kejahatan yang menargetkan warga Korea.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korean Air saat ini mengoperasikan penerbangan langsung setiap hari antara Incheon dan Takhmao, Kamboja, menggunakan pesawat Airbus A330-300 yang berkapasitas hingga 272 penumpang.
Maskapai tersebut menyatakan sedang melakukan inspeksi keselamatan, menyarankan kehati-hatian kepada staf dan awak pesawat lokal yang ditempatkan di Kamboja, serta mempertahankan protokol komunikasi darurat.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menetapkan wilayah Pegunungan Bokor di Provinsi Kampot, bersama dengan kota Bavet dan Poipet, sebagai zona terlarang perjalanan (travel-restricted zones). Larangan tersebut mulai berlaku pada Kamis (16/10) tengah malam, seperti dikutip Korea Times.
Tindakan pemerintah Korea Selatan ini mengikuti kasus kematian seorang mahasiswa Korea Selatan yang dibujuk untuk bekerja di pusat penipuan (scam center) di Kamboja dengan janji upah besar. Mahasiswa tersebut dilaporkan tewas setelah disiksa oleh geng kriminal.
Menurut laporan AFP, antara Januari hingga Agustus tahun ini, 330 warga Korea Selatan dilaporkan hilang atau diculik setelah memasuki Kamboja.
Angka wisatawan Korea Selatan yang mengunjungi Kamboja juga mulai menurun. Jumlah pengunjung Korea Selatan dalam tujuh bulan pertama tahun ini adalah 106.686, menunjukkan penurunan 9% dari tahun 2024, menurut Organisasi Pariwisata Korea (Korean Tourism Organization).
(wiw)