Jakarta Kian Sesak, Mati Pun Tak Punya Tempat

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Kamis, 23 Okt 2025 16:30 WIB
Lahan pemakaman di Jakarta makin sempit. Banyak makam kini ditumpuk tanpa izin, bahkan yang sudah dibayar seumur hidup sekalipun.
Ilustrasi. Lahan semakin sempit, di Jakarta dan sekitarnya sistem tumpuk makam pun diberlakukan. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)

Kepadatan penduduk dan minimnya ruang terbuka membuat lahan pemakaman di Jakarta semakin terbatas. Dinas Kehutanan DKI Jakarta mencatat, tren makam tumpang meningkat setiap tahun karena keterbatasan ruang di TPU-TPU besar seperti Karet Bivak, Pondok Kelapa, dan Utan Kayu.

"Banyak keluarga ingin dimakamkan di TPU tertentu meskipun sudah penuh," kata Ricky Putra, Kepala Seksi Pelayanan dan Perpetakan Makam DKI Jakarta.

Saat ini, ada setidaknya 16 TPU di Jakarta yang sudah tidak bisa lagi membuat petak baru. Sisanya, masih tersedia, namun jumlahnya semakin terbatas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibatnya, sistem makam tumpang menjadi pilihan, entah dengan izin keluarga atau tanpa pemberitahuan. Peraturan Daerah DKI Nomor 3 Tahun 2007, setiap ahli waris wajib memperpanjang izin penggunaan tanah makam (IPTM) setiap tiga tahun.

Jika tidak diperpanjang, makam bisa ditumpang setelah melalui pertimbangan tertentu. Namun, praktik di lapangan sering kali jauh dari ideal. Banyak makam yang ditumpuk tanpa koordinasi, seperti yang dialami Suparman dan Susanti.

Ketika mati pun harus berebut ruang

Jakarta kini dihadapkan pada ironi, bahkan kematian pun tak menjamin ketenangan. Di tengah keterbatasan ruang, harga tanah yang melambung, dan pengelolaan TPU yang belum tertata, liang lahat berubah menjadi 'properti langka' yang harus diamankan jauh sebelum ajal tiba.

Bagi Susanti dan keluarganya, membeli petak makam bukan lagi hal tabu, melainkan bentuk kesiapsiagaan.

"Sekarang saya enggak mau menunggu. Biar nanti kalau waktunya tiba, enggak bingung cari tempat," katanya.

Sementara bagi Suparman, semua memang sudah terlambat. Dia hanya bisa berharap anaknya kini beristirahat dengan damai, meski jasadnya mungkin telah berbagi tanah dengan orang lain.

Jakarta, kota yang terus tumbuh ke atas, kini tak lagi punya cukup ruang untuk mereka yang telah tiada. Di antara gedung-gedung menjulang, tanah untuk mati pun semakin mahal dan semakin sempit.

(tis/tis)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER