Mesir Buka Museum Megah di Dekat Piramida, Bidik Pemulihan Pariwisata

CNN Indonesia
Jumat, 31 Okt 2025 21:00 WIB
Para pejabat Mesir menaruh harapan besar pada peresmian museum baru yang megah pada hari Sabtu (25/10) untuk mengakselerasi pemulihan sektor pariwisata.
Grand Egyptian Museum di Mesir lokasinya dekat dengan Piramida Giza. (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para pejabat Mesir menaruh harapan besar pada peresmian museum baru yang megah pada hari Sabtu (25/10) untuk mengakselerasi pemulihan sektor pariwisata.

Sektor pariwisata Mesir telah terpukul selama lebih dari satu dekade akibat pergolakan internal, pandemi, dan konflik regional.

Pemerintah Mesir percaya Grand Egyptian Museum (GEM), yang berdiri megah menghadap Piramida Giza, dapat menarik hingga 7 juta pengunjung tambahan setiap tahunnya setelah dibuka. Targetnya, total pengunjung bisa mencapai sekitar 30 juta orang pada tahun 2030.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gedung seluas 500.000 meter persegi ini akan menampung puluhan ribu artefak, termasuk apa yang dipromosikan sebagai koleksi lengkap harta karun raja muda Tutankhamun, yang banyak di antaranya dipamerkan untuk pertama kalinya.

Ruang baru ini menawarkan pengalaman yang jauh berbeda dari Museum Mesir lama di pusat Kairo yang cenderung tua dan penuh sesak. GEM menyertakan pameran imersif dan perangkat realitas virtual.

Seperti dilansir Reuters, Mesir sangat bergantung pada mata uang asing yang diperoleh dari pariwisata untuk membayar impor penting seperti bahan bakar dan gandum.

Targetkan Turis Budaya

Tahun lalu, Mesir berhasil menarik 15,7 juta pengunjung yang menghabiskan dana rekor sebesar US$15 miliar atau sekitar Rp249 triliun. Angka ini adalah pemulihan signifikan setelah pariwisata anjlok hingga US$3,8 miliar pada periode 2015/2016 akibat gejolak politik panjang pasca-pemberontakan tahun 2011.

Meskipun ada pemulihan baru-baru ini, sektor pariwisata Mesir masih tertinggal dari pesaing regional seperti Turki, yang tahun lalu mencatat lebih dari 50 juta pengunjung internasional dengan pemasukan lebih dari US$60 miliar atau sekitar Rp998 triliun.

Ghada Abdelmoaty, seorang profesor di Higher Institute of Tourism and Hotels di Alexandria, menilai target pengunjung realistis. "Museum ini menampung koleksi besar yang sebelumnya disimpan karena kekurangan ruang pajang," katanya.

Mesir, yang populer dengan resor Laut Merah, berharap pembukaan GEM juga akan menarik proporsi turis budaya yang terus meningkat. Analis menyebut turis jenis ini cenderung tinggal lebih lama dan menghabiskan lebih banyak uang daripada mereka yang datang, terutama untuk pantai.

Perbaikan Infrastruktur Pendukung

Pendapatan pariwisata menjadi semakin penting dalam dua tahun terakhir karena serangan terhadap pelayaran Laut Merah sempat menjauhkan lalu lintas dari Terusan Suez, sumber mata uang asing utama lainnya.

Sektor pariwisata sendiri terbukti rentan terhadap guncangan, termasuk kekerasan politik pada tahun 1990-an dan 2000-an, pandemi COVID-19, dan invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 (dua negara yang menyumbang hampir sepertiga kedatangan turis ke Mesir pada 2021). Pariwisata juga terpengaruh oleh perang di Gaza.

Menurut profesor kebijakan ekonomi internasional di University of Minnesota, Ragui Assaad, untuk memanfaatkan pembukaan GEM sepenuhnya, museum harus dilengkapi dengan infrastruktur turis berkualitas sangat tinggi, seperti hotel, transportasi, dan lainnya.

(wiw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER