Inhaler Thailand yang dikenal dengan sebutan ya dom sudah lama jadi benda wajib bagi warga setempat dan oleh-oleh favorit bagi wisatawan. Bentuknya kecil, aromanya kuat, dan sensasinya menyegarkan.
Namun baru-baru ini, produk populer tersebut menjadi sorotan setelah otoritas Thailand menyita lebih dari dua juta inhaler herbal merek Hong Thai karena terindikasi terkontaminasi bakteri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Thailand menyatakan, produk Hong Thai Herbal Formula 2 gagal memenuhi uji standar kontaminasi mikroba dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA). Menyusul hasil itu, perusahaan menarik produk dari pasaran dan menutup sejumlah pabrik ilegal yang memproduksi merek serupa.
Bagi masyarakat Thailand, ya dom bukan sekadar alat bantu pernapasan, melainkan bagian dari gaya hidup sehari-hari. Inhaler mungil ini mudah dijumpai di mana pun, mulai dari pasar tradisional hingga kantor modern di Bangkok.
Orang Thailand biasa menghirupnya untuk melegakan hidung tersumbat, meredakan pusing, atau sekadar menyegarkan pikiran di tengah cuaca tropis yang panas.
Kata ya dom sendiri berarti 'obat untuk dihirup' dari bahasa Thai ya yang artinya obat dan domyang artinya mencium. Produk ini telah diakui sebagai obat tradisional oleh Kementerian Kesehatan Thailand sejak 2007.
Melansir Thailand Foundation, popularitas ya dom berakar pada racikan herbal khas yang memberikan sensasi menenangkan dan menyegarkan. Umumnya, inhaler ini mengandung mentol kristal, minyak peppermint, kamper, serta minyak borneol, kombinasi yang memberi aroma kuat sekaligus efek menyejukkan.
Bagi sebagian orang Thailand, membawa inhaler di tas sama pentingnya dengan membawa ponsel. Ada rasa tenang mengetahui benda kecil itu selalu ada untuk menolong saat kepala pening, mabuk perjalanan, atau sekadar butuh 'udara segar instan'.
Tak heran bila wisatawan, termasuk dari Indonesia, gemar membeli inhaler Thailand sebagai oleh-oleh. Selain harganya murah dan mudah ditemukan di minimarket atau bandara, variasinya pun banyak, dari merek klasik seperti Poy Sian hingga versi modern seperti Peppermint Field.
Sejarah penggunaan ya dom di Thailand cukup panjang. Konsep aromaterapi telah dikenal sejak masa Raja Rama II pada awal abad ke-19, ketika keharuman dianggap sebagai bagian dari pengobatan tradisional.
Sejak itu, berbagai merek inhaler bermunculan dan menjadi bagian dari kehidupan modern masyarakat Thailand.
Kini, ya dom digunakan oleh semua kalangan, dari pelajar, pekerja kantoran, hingga lansia. Di tengah macetnya Bangkok atau panasnya siang hari, cukup satu hirupan untuk kembali 'melek' dan fokus.
Ilustrasi. Menghirup ya dom, inhaler Thailand. (iStockphoto) |
Bagi turis asing, terutama dari Indonesia, fenomena orang Thailand yang 'mengendus' inhaler di mana-mana adalah hal unik sekaligus menarik. Banyak yang akhirnya membeli produk itu untuk dibawa pulang, baik karena penasaran, ingin merasakan kesegarannya, atau sebagai oleh-oleh khas Thailand.
Namun, kasus penarikan jutaan inhaler Hong Thai menjadi pengingat penting bahwa produk herbal pun harus melewati standar keamanan yang ketat. Meski ya dom tergolong aman jika digunakan dengan benar, pengguna tetap disarankan tidak menghirup langsung dari lubang hidung dan tidak berbagi alat dengan orang lain untuk mencegah infeksi.
(tis/tis)