Banyak yang percaya bahwa kehujanan bisa menyebabkan sakit kepala. Sering kali, setelah kehujanan, seseorang mengalami flu atau demam yang disertai dengan sakit kepala.
Sebenarnya, sakit kepala ini adalah salah satu gejala flu yang muncul karena respons sistem imun tubuh terhadap infeksi virus. Mengutip Very Well Health, saat tubuh melawan virus flu, protein bernama sitokin dilepaskan yang memicu peradangan dan menyebabkan sakit kepala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sebenarnya, hujan sendiri tidak menyebabkan flu atau demam karena virus tidak dapat menular melalui air hujan.
Menurut Health, jika setelah kehujanan kamu membiarkan diri dalam kondisi basah, pada saat itulah kamu bisa terkena flu. Hal ini karena suhu tubuh turun dan respons kekebalan tubuh melemah.
Jika hujan bukan penyebab langsung flu, lantas bagaimana hujan bisa membuat sakit kepala? Ternyata perubahan cuaca seperti hujan bisa membuat orang tertentu sakit kepala tanpa perlu kehujanan sama sekali. Ini penjelasannya.
Perubahan cuaca yang drastis, termasuk hujan, sering kali menjadi pemicu migrain atau sakit kepala bagi sebagian orang.
Menurut laman University of Nebraska-Lincoln, salah satu faktornya, yaitu perubahan tekanan barometrik saat terjadi hujan atau badai.
Tekanan barometrik merupakan berat udara di sekitar kita yang biasanya menurun saat cuaca lembap dan naik saat cuaca kering.
Perubahan tekanan ini dapat menyebabkan tekanan di antara sinus, lalu memicu ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuh dan menimbulkan sakit kepala.
Selain perubahan tekanan, cuaca juga dapat memengaruhi kadar serotonin di otak, terutama pada penderita migrain.
Faktor cuaca lain yang bisa menjadi pemicu sakit kepala, yaitu udara kering, kelembapan tinggi, angin kencang, serta paparan sinar matahari yang menyilaukan. Baik hari yang sangat cerah maupun hari yang mendung dan suhu ekstrem juga bisa memicu sakit kepala.
Singkatnya, perubahan cuaca seperti hujan dapat menjadi stressor bagi otak yang sensitif terhadap perubahan lingkungan.
Meskipun tidak semua orang merasakan efek ini, banyak penelitian menunjukkan interaksi antara cuaca dan kondisi biologis tubuh berperan penting sebagai penyebab sakit kepala pada sebagian orang.
Meskipun kita tidak bisa mengontrol cuaca, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko sakit kepala yang dipicu oleh hujan atau perubahan cuaca ekstrem lainnya, seperti dilansir dari PBS News.
Dehidrasi, kurang tidur, jarang olahraga, dan melewatkan waktu makan dapat memperparah efek pemicu sakit kepala dari cuaca.
Dengan menjaga kesehatan tubuh tetap seimbang, kamu dapat mengurangi kerentanan terhadap sakit kepala.
Teknik meditasi atau mindfulness dapat membantu mengendalikan respons tubuh terhadap stres dan pemicu sakit kepala.
Rutin melakukan aktivitas ini bisa membuat sistem saraf menjadi lebih tahan terhadap perubahan lingkungan.
Kalau kamu sudah sering mengalami migrain akibat cuaca buruk, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat atau terapi pencegahan.
Penggunaan obat sebelum gejala muncul juga bisa membantu mengurangi intensitas sakit kepala.
Ilustrasi. Ada alasan yang menjelaskan sakit kepala yang disebabkan oleh kehujanan. (Istockphoto/Cecilie_Arcurs) |
Mencatat kapan kamu sakit kepala atau menggunakan aplikasi pelacak migrain di smartphone dapat membantumu mengenali pola pemicu sakit kepala terkait cuaca.
Dengan informasi ini, kamu bisa menyesuaikan aktivitas dan mencari pengobatan yang tepat agar lebih siap menghadapi cuaca buruk.
Kesimpulannya, apakah hujan bisa membuat sakit kepala? Jawabannya iya, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap perubahan cuaca.
Mengenali penyebab sakit kepala dan menerapkan langkah pencegahan yang tepat dapat membantumu mengurangi frekuensi dan intensitas sakit kepala, terutama saat cuaca berubah.
(rea/asr)