Turis Malaysia Dikecam Warganet Jepang Usai Rusak Hutan Bambu Kyoto

CNN Indonesia
Sabtu, 15 Nov 2025 09:05 WIB
Ilustrasi hutan bambu di Kyoto, Jepang. (Istockphoto/tawatchaiprakobkit)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sekelompok turis Malaysia tertangkap kamera sedang mengukir nama mereka pada batang bambu yang terkenal di Hutan Bambu Arashiyama, Kyoto, Jepang.

Insiden ini memicu kemarahan luas secara online oleh warganet dan dikecam sebagai tindakan "turis pengganggu" atau yang disebut nuisance tourists.

Menurut laporan situs berita Says, yang berbasis di Malaysia, sebuah klip video dibagikan empat hari lalu oleh pengguna Threads @charlotte_jpnews21, dan bersumber dari program berita Jepang News23 yang tayang di TBS (Tokyo Broadcasting System).

Rekaman tersebut menunjukkan salah satu turis mengambil batu kecil untuk mengukir tanda pada batang bambu di Hutan Bambu Arashiyama, salah satu objek wisata yang paling banyak dikunjungi di Kyoto.

Ketika didekati oleh wartawan Jepang dan ditanya apakah mereka tahu bahwa merusak bambu dilarang, para turis yang mengidentifikasi diri mereka sebagai warga Malaysia itu menjawab bahwa mereka "tidak tahu," seperti dikutip Mothership.

Rekaman tindakan vandalisme tersebut kemudian disiarkan di YouTube dan beredar luas di media sosial, memicu kecaman keras dari warganet Jepang. Media Jepang bahkan menyebut mereka sebagai nuisance tourists.

Komentar warganet Jepang menyerukan hukuman yang lebih tegas bagi turis pengganggu. "Ini benar-benar perilaku menjijikkan dan memalukan. Saya sungguh berharap ada hukuman ringan yang diterapkan untuk memberi pelajaran kepada turis-turis ini," tulis warganet Jepang.

"Menurut saya, tidak masalah bagi Jepang untuk bersikap seketat Singapura terhadap turis," tambah pengguna media sosial lainnya.

"Sangat disayangkan, tetapi mereka harus dihukum berat. Mengikuti aturan negara tempat Anda berada adalah hal yang wajar," tulis pengguna lain soal turis pengganggu asal Malaysia.

Malay Mail melaporkan, hutan Bambu Arashiyama dilaporkan telah mengalami kerusakan signifikan akibat vandalisme, dengan setidaknya 350 batang bambu diukir dengan grafiti seperti inisial dan pesan.

Kerusakan tersebut, yang dapat menyebabkan bambu membusuk dan roboh, semakin memburuk seiring kembalinya pariwisata. Hal ini mendorong pihak berwenang untuk meningkatkan penegakan hukum, sementara para sukarelawan telah mencoba menutupi ukiran tersebut dengan selotip.

Otoritas di Kyoto bahkan sedang mempertimbangkan untuk memotong batang bambu yang paling rusak parah demi alasan keselamatan.

(wiw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK