Ini Penyebab dan Gejala Stroke pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu

CNN Indonesia
Jumat, 21 Nov 2025 17:30 WIB
Stroke lebih sering dikaitkan sebagai penyakit orang dewasa. Namun kenyataannya, kondisi ini juga bisa terjadi pada bayi, anak-anak, hingga remaja.
Ilustrasi. Stroke juga bisa terjadi pada anak. (iStockphoto/Michail_Petrov-96)
Jakarta, CNN Indonesia --

Stroke lebih sering dikaitkan sebagai penyakit orang dewasa. Namun kenyataannya, kondisi ini juga bisa terjadi pada bayi, anak-anak, hingga remaja.

Strok adalah kondisi serius ketika aliran darah ke otak terganggu sehingga menyebabkan kerusakan jaringan otak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski jarang terjadi, stroke pada anak tetap mengancam jiwa dan perlu dikenali sejak dini.

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, stroke pada anak adalah kondisi kerusakan otak, yang disebabkan oleh gangguan aliran darah menuju bagian pada otak.

Strok dapat dialami oleh anak-anak maupun bayi. Ada tiga kondisi strok yang bisa terjadi pada anak, yaitu stroke perinatal yang terjadi sejak anak lahir hingga usia 28 hari.

Kemudian ada strok neonates yang terjadi pada bayi berusia kurang dari 4 minggu, dan strok anak yang terjadi setelah usia 28 hari hingga 18 tahun.

Stroke pada anak bersifat langka. Diperkirakan ada 1-2 kasus per 100 ribu anak setiap tahun, sementara stroke perinatal terjadi pada sekitar 1 dari 3.500 kelahiran hidup. Angka ini sulit dipastikan karena stroke pada bayi dan anak sering kali tidak mudah dikenali.

Penyebab stroke pada anak

Terdapat tiga jenis strok yang bisa mengintai anak-anak, seperti yang dinukil dari laman American Stroke Association.

Pertama strok iskemik, yaitu ketika gumpalan darah menghambat aliran darah ke otak. Penyebab strok dikarenakan masalah jantung bawaan seperti katup jantung abnormal atau infeksi.

Kedua strok hemoragik, yang disebabkan oleh pendarahan pada jaringan otak. Ketika pembuluh darah di otak pecah, darah tidak bisa mengalir ke area yang seharusnya. Akibatnya, bagian otak tersebut tidak mendapatkan oksigen dan bisa mengalami kerusakan permanen.

Strok hemoragik biasanya terjadi dikarenakan pecahnya arteri yang lemah atau memiliki kelainan, seperti malformasi arteriovenosa (AVM). Risiko perdarahan juga bisa meningkat pada kondisi tertentu, misalnya hemofilia.

Ketiga strok iskemik transien (TIA), yaitu 'stroke mini' yang menyebabkan gejala sementara.

Penyebab spesifik pada anak meliputi kelainan jantung bawaan, kelainan genetik, infeksi berat, kelainan darah (seperti darah yang mudah membeku), dan dehidrasi.

Gejala stroke pada anak

Anak-anak yang mengalami strok bisa menunjukkan gejala yang mirip dengan orang dewasa, seperti berikut:

- perubahan perilaku atau cara berpikir,
- gangguan pendengaran atau penglihatan,
- gerakan menjadi kaku atau canggung,
- sulit menelan,
- kelemahan pada salah satu sisi tubuh,
- sulit berbicara atau memahami ucapan.

Tapi, pada bayi dan anak kecil, gejala strok sering tidak jelas. Mereka mungkin justru menunjukkan tanda-tanda seperti berikut:

- kejang,
- sakit kepala,
- mual dan muntah,
- mudah lelah,
- demam.

Mengetahui penyebab dan gejala stroke pada anak sangat penting agar orang tua dapat lebih waspada. Meski kasusnya jarang, strok bisa terjadi tiba-tiba dan berdampak serius.

Dengan mengenali tanda-tandanya sejak awal, peluang anak untuk mendapatkan penanganan cepat dan pulih lebih baik akan semakin besar. Jika muncul gejala mencurigakan, segera cari bantuan medis.

(avd/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER