Kisah Mencekam Turis Terjebak di Kereta 72 Jam Saat Banjir Vietnam

CNN Indonesia
Selasa, 25 Nov 2025 19:00 WIB
Seorang turis asal Ceko, Nicola Burianova terdampar di dalam kereta api selama tiga hari, karena banjir bandang di Vietnam melumpuhkan perjalanannya.
Situasi banjir yang melanda Vietnam beberapa hari yang lalu. (AFP/DUC THAO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang turis asal Ceko, Nicola Burianova terdampar di dalam kereta api selama tiga hari, karena banjir bandang di Vietnam melumpuhkan perjalanannya.

Pada 18 November pagi waktu setempat, Burianova tiba di stasiun Saigon. Sebelumnya, ia diberitahu kalau kereta yang akan ditumpangi olehnya, kereta SE2, akan ditunda hingga pukul 7 malam karena cuaca buruk.

Meskipun tetap gembira, tetapi ia sudah letih setelah menunggu berjam-jam, membuatnya langsung tertidur begitu naik kereta. Memasuki tengah malam, Burianova terbangun dengan ketakutan karena keretanya mendadak berhenti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria ini sontak menoleh ke arah jendela, di luar sana ia hanya melihat kegelapan pekat dengan deruan hujan lebat. Keretanya berhenti darurat tepat di Stasiun Tuy Hoa di Dak Lak.

Vietnam tengah dilanda banjir, dan Dak Lak adalah salah satu provinsi yang paling parah terkena dampaknya. Air banjir semakin naik, membuat jalan di depan sana berisiko terkikis dan mengancam keselamatan kereta.

"Situasinya terlihat sangat buruk. Hujan deras dan hampir tidak ada orang di sekitar yang berbicara bahasa Inggris," kata Burianova, dilansir dari VN Express.

Dalam beberapa jam ke depan, jalur kereta api dan jalan Nha Trang - Tuy Hoa terputus. Akibatnya, ratusan penumpang yang juga banyak turis asing di dalamnya terdampar di tengah banjir.

Semalam berlalu, pagi harinya kondisi belum membaik. Tantangan dari segi logistik semakin memprihatinkan, para staf kereta mulai mengumpulkan air hujan untuk kepentingan persediaan di toilet.

Tingkat banjir di Tuy Hoa belum juga mereda, jalan-jalan utama masih terendam di bawah 0,5-1 meter air.

Meskipun penumpang diizinkan untuk meninggalkan kereta pada siang harinya, tetapi Burianova dengan cepat menyadari bahwa tetap berada di atas kereta adalah pilihan teraman.

"Orang-orang harus mengarungi air setinggi pinggang. Saya beruntung memiliki tempat yang kering untuk tidur dan mendapatkan makanan," pikirnya.

Persediaan makanan di atas kereta hanya cukup untuk satu hari lagi, sementara itu para staf perlu memutar otak agar makanan yang tersisa bisa cukup untuk ratusan penumpang.

Seorang juru bicara perusahaan kereta api mengatakan, sebanyak 30 orang staf melewati hampir tiga kilometer air banjir untuk sampai ke pasar lokal. Namun, setelah bersusah payah menerabas banjir, pasar lokal justru masih sepi karena jarang ada pedagang yang buka di tengah kondisi ini.

Terpaksa mereka mengunjungi sisa kios yang ada dan mengumpulkan apa pun sebisanya. Untuk mencukupi konsumsi di kereta, setidaknya mereka membutuhkan sekitar 50 kg beras, lebih dari 10 kg daging dan puluhan kilogram sayuran.

Pagi hari di tanggal 20 November 2025, air justru naik lebih tinggi lagi. Dari dalam kereta, Burianova melihat penduduk setempat sudah naik ke atas atap, berharap cemas menunggu penyelamatan datang.

Kondisi kereta, yang merupakan tempatnya terdampar, mulai tidak kondusif. Sistem sanitasi memburuk, bau tak sedar menyebar ke seisi ruangan. Meski tak nyaman, tetapi seluruh penumpang mencoba untuk tidak mengeluh.

"Melihat staf kereta api yang basah kuyup mencoba memompa air sehingga penumpang dapat memiliki persediaan dasar untuk penggunaan sehari-hari, saya merasa ketidaknyamanan saya sangat kecil," kata Burianova.

Akhirnya banjir mulai surut di tanggal 21 November. Pihak berwenang sudah mengatur proses evakuasi. Hari itu para penumpang dikirim menggunakan bus ke Quy Nhon, sebelum akhirnya mereka melanjutkan perjalanan yang tertunda berhari-hari itu.

Burianova mengakhiri penderitaannya yang sudah berlangsung selama 72 jam. Ia tiba dengan selamat di Da Nang sekitar pukul 11 malam. Kemudian pada hari yang sama ia langsung terbang ke Hanoi.

"Saya telah mengalami hal-hal yang tidak dapat dijelaskan oleh buku atau rencana perjalanan tur," tutupnya.

Sebagai informasi tambahan, setidaknya 91 orang meninggal dalam bencana banjir di Vietnam ini, sebanyak 63 orang berasal dari Provinsi Dak Lak.

(ana/wiw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER