Cuci Hidung Dua Kali Sehari, Cara Sederhana Hindari Polusi Udara
Jakarta dan sekitarnya semakin akrab dengan polusi udara. Debu, partikel halus, hingga asap kendaraan nyaris tak terhindarkan setiap kali kita keluar rumah.
Tak heran, banyak orang mulai mencari cara sederhana untuk melindungi pernapasan, salah satunya dengan mencuci hidung secara rutin.
Dokter spesialis anak di Eka Hospital Depok, Nadine Shakina Tabit, menjelaskan bahwa cuci hidung bukan hanya untuk orang sakit. Bahkan saat sehat sekalipun, tindakan ini bermanfaat untuk mengeluarkan kotoran, debu, dan polutan yang menempel di rongga hidung.
"Hidung adalah filter utama bagi udara yang kita hirup. Ketika polusi meningkat, jumlah partikel yang masuk ke rongga hidung juga ikut bertambah," kata Nadine dalam keterangannya saat hadir di temu media, Selasa (25/11).
Kata dia, jika debu-debu yang masuk ke hidung ini dibiarkan maka bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Mulai dari iritasi, alergi, bahkan memperburuk gejala pernapasan.
Sebaliknya, menurut Nadine, mencuci hidung dapat membantu:
• Mengeluarkan debu dan kotoran akibat polusi
• Mengurangi risiko infeksi
• Melembapkan rongga hidung
• Membantu meredakan gejala saat pilek atau alergi
"Saat sehat juga boleh mencuci hidung, karena ini dilakukan untuk mengeluarkan kotoran. Itu cuci hidung bagus sekali," kata dia.
Berapa kali sebaiknya mencuci hidung?
Untuk orang dewasa maupun anak, frekuensi yang dianjurkan adalah dua kali sehari, bisa dilakukan pada:
• Pagi hari: dilakukan setelah mandi, untuk membersihkan kotoran yang menumpuk semalaman.
• Sepulang kerja atau sore hari hari untuk membersihkan hidung dari paparan polusi sepanjang hari.
Jika sedang pilek, frekuensi dapat disesuaikan. Misal tiga jam sekali, atau sehari bisa empat kali. Kata Nadine, yang penting, cairan yang digunakan adalah larutan NaCl (saline). Dosisnya fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Bagaimana teknik cuci hidung yang benar?
Prinsipnya sederhana, yakni memasukkan cairan saline ke dalam rongga hidung hingga kotoran terdorong keluar.
Untuk orang dewasa:
• Miringkan kepala, misalnya hidung kanan mengarah ke telinga kanan agar cairan mengalir lebih optimal.
• Idealnya cairan keluar lewat lubang hidung sebelahnya, tetapi jika tidak pun tak masalah, yang penting kotoran terdorong keluar.
Untuk anak:
• Tekniknya sama, hanya posisi tubuh bisa dimiringkan agar cairan lebih mudah mengalir.
• Proses mungkin perlu bantuan orang tua agar anak merasa nyaman.
(tis/tis)