Kemenkes Buka Data, 3 Kelompok Ini Jadi Penyandang HIV Terbanyak
Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengungkap tiga kelompok masyarakat yang memiliki positivity rate HIV tertinggi di Indonesia pada 2025.
Temuan ini disampaikan oleh Direktur Imunisasi Kemenkes, Prima Yosep, dalam paparan terbaru terkait tren kasus HIV di Tanah Air.
"Secara absolut kita naik, tetapi secara persentase agak turun. Dan kalau kita lihat positivity rate yang tinggi memang ada di tiga kelompok," ujar Prima melansir Detik, Rabu (26/11).
Tiga kelompok dengan positivity rate tertinggi berdasarkan data Kemenkes adalah:
1. Pasangan ODHIV (34 persen)
Kelompok ini menempati posisi tertinggi dengan 3.339 kasus positif dari 9.709 tes HIV.
Tingginya angka ini menunjukkan masih kuatnya risiko penularan HIV dalam hubungan intim, terutama ketika salah satu pasangan belum mengetahui statusnya atau belum menjalani pengobatan secara rutin.
2. Pelanggan pekerja seksual (20 persen)
Pelanggan pekerja seksual menjadi kelompok kedua tertinggi dengan kasus 4.471 kasus positif dari 22.454 tes. Aktivitas seksual berisiko tinggi tanpa perlindungan membuat kelompok ini terus menjadi perhatian Kemenkes dalam upaya menekan penyebaran HIV.
3. Anak ODHIV (17 persen)
Kelompok anak ODHIV berada di posisi ketiga dengan 728 kasus positif dari 4.254 tes. Penularan umumnya terjadi dari ibu ke anak, baik selama kehamilan, persalinan, maupun pemberian ASI, sehingga deteksi dini pada ibu dan anak menjadi langkah penting.
Lihat Juga :Hari AIDS Sedunia Terkena Darah ODHA, Bisa Tertular HIV/AIDS atau Tidak? |
Prima menegaskan kelompok ini membutuhkan edukasi dan pemeriksaan HIV lebih intensif.
"Tiga ini yang mungkin harus terus kita edukasi supaya mereka bisa dites, kemudian kita bisa menanggulanginya," jelasnya.
Kemenkes juga terus mendorong program Ending HIV dengan target pada 2030. Tujuannya mencapai target 95, yaitu :
• 95 persen ODHIV mengetahui statusnya
• 95 persen ODHIV mendapatkan pengobatan
• 95 persen ODHIV yang menjalani pengobatan memiliki viral load yang tidak terdeteksi
Upaya ini diharapkan dapat menekan penularan, meningkatkan deteksi dini, dan memperluas akses pengobatan bagi seluruh kelompok berisiko tinggi.
Baca selengkapnya di sini.
(nga/tis)