Hasil Riset, Tanda Penuaan Otak Bisa Dilihat dari Cara Kamu Bicara

CNN Indonesia
Jumat, 12 Des 2025 09:00 WIB
Ilustrasi. Penelitian menunjukkan bahwa pola bicara, mulai dari kecepatan bicara hingga panjang jeda saat berbicara, bisa mencerminkan fungsi otak seseorang. (istockphoto/Chaay_Tee)
Jakarta, CNN Indonesia --

Cara seseorang berbicara sering kali dianggap sebagai kebiasaan sehari-hari yang tidak berkaitan dengan kesehatan.

Tapi, penelitian menunjukkan bahwa pola bicara, mulai dari kecepatan bicara hingga panjang jeda saat berbicara bisa mencerminkan kondisi fungsi otak seseorang.

Perubahan kecil ini tampak sepele, tapi ternyata dapat menjadi petunjuk dini adanya gangguan kognitif.

Cara bicara menggambarkan kondisi kognitif

Peneliti dari University of Toronto menemukan bahwa kecepatan bicara dapat menjadi indikator awal penurunan fungsi otak seperti pada Alzheimer.

Alzheimer sendiri adalah penyakit yang menyebabkan penurunan memori, kemampuan berpikir, dan aktivitas sehari-hari secara bertahap akibat kerusakan sel saraf di otak.

Para ahli menyebut fenomena ini sebagai lethologica, yaitu sulit mengingat atau menyebutkan kata tertentu. Meski bisa dialami siapa saja, kondisi ini lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia, terutama setelah 60 tahun.

Dalam penelitian tersebut, 125 peserta berusia 18-90 tahun diminta menggambarkan sebuah adegan secara detail. Mereka juga diperlihatkan gambar benda sehari-hari sambil mendengarkan audio yang bisa membantu atau mengganggu fokus.

Misalnya, ketika melihat gambar sapu, audio bisa menyebut 'sapu' untuk membantu atau 'pel' untuk membingungkan sesaat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat kecepatan bicara alami seseorang, semakin cepat pula ia menyelesaikan tugas berikutnya.

Temuan ini memperkuat processing speed theory, yang menyebut bahwa penurunan fungsi otak lebih berkaitan dengan melambatnya proses berpikir secara umum, bukan hanya melemahnya memori.

Mengapa orang tua lebih lambat berbicara?

"Orang tua jauh lebih lambat daripada orang muda dalam menyelesaikan berbagai tugas kognitif, seperti menamai gambar, menjawab pertanyaan, atau membaca kata," ujar psikolog Hsi T Wei, dikutip dari Science Alert.

Ia juga menambahkan bahwa orang tua lebih sering mengalami jeda saat berbicara, baik jeda hening, maupun jeda seperti 'uh' atau 'um' sehingga kecepatan bicara mereka cenderung menurun.

Penelitian ini menunjukkan bahwa tanda penurunan fungsi otak tidak hanya terlihat dari apa yang diucapkan seseorang, tetapi juga dari kecepatan mereka dalam mengatakannya.

Pada 2024, peneliti dari Stanford University menemukan bahwa jeda bicara lebih panjang dan kecepatan bicara lebih lambat berkaitan dengan kadar protein tau yang lebih tinggi. Protein tau adalah salah satu penanda utama Alzheimer.

Melalui rekaman neuroimaging terhadap 237 orang dewasa tanpa gangguan kognitif, ditemukan bahwa mereka yang memiliki beban protein tau lebih besar cenderung memiliki kecepatan bicara lebih lambat, jeda antarucapan lebih panjang, serta lebih banyak jeda secara keseluruhan.

Temuan-temuan ini menegaskan bahwa pola bicara dapat menjadi indikator penting dalam mendeteksi penurunan fungsi otak.

Mengamati perubahan kecil seperti jeda saat berbicara atau kecepatan berbicara yang menurun bisa membantu mengenali tanda awal gangguan kognitif lebih dini.

(avd/asr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK