Jakarta, CNN Indonesia --
Nyeri dada akan terasa menakutkan karena selalu dikaitkan dengan masalah jantung. Tapi, sebenarnya apa saja penyebab sering muncul nyeri di dada?
Rasa nyeri di dada bisa muncul kapan saja. Beberapa orang mengalami rasa nyeri yang muncul lalu hilang, kemudian kembali lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Intensitas nyeri di dada umumnya bisa berkisar dari yang ringan hingga berat. Beberapa rasa nyeri disebabkan oleh kondisi ringan, seperti masalah pencernaan. Tapi, beberapa lainnya bisa menandakan kondisi serius.
Secara umum, rasa nyeri dada berulang bisa jadi sinyal adanya masalah pada jantung, sistem pernapasan, dan sistem pencernaan. Pada beberapa orang, nyeri dada juga bisa dipicu kondisi mental.
Penyebab sering muncul nyeri di dada
Tak ada self-diagnose yang akurat untuk nyeri dada. Penyebab pastinya hanya bisa diketahui dengan pemeriksaan menyeluruh.
Tapi, setidaknya ada beberapa penyebab umum sering muncul nyeri di dada. Berikut di antaranya, melansir Medical News Today.
1. Serangan jantung
Jika nyeri dada berlangsung secara tiba-tiba dengan intensitas kuat, maka bisa jadi itu disebabkan oleh serangan jantung.
Pada kasus serangan jantung, rasa sakit biasanya muncul pada bagian tengah dada dengan sensasi seperti ditekan. Rasa sakit biasanya muncul lebih lama dari hanya beberapa menit.
Selain itu, rasa sakit juga akan menjalar ke pundak, leher, rahang, tangan, hingga punggung.
Waspada juga jika mengalami kelelahan, pusing, napas pendek, dan keringat berlebih.
2. Angina
Angina adalah nyeri atau rasa tidak nyaman di dada yang terjadi saat jantung tidak mendapatkan cukup darah. Pada angina, rasa nyeri akan terasa seperti tegangan, tekanan, atau sensasi seperti diremas di dada. Nyeri juga bisa menjalar ke rahang.
Angina lebih mungkin terjadi saat seseorang sedang berolahraga atau berjalan-jalan.
Angina tak bisa dianggap sepele. Pasalnya, angina merupakan salah satu faktor risiko serangan jantung.
3. Masalah pencernaan
Berbagai macam masalah pencernaan bisa memicu rasa nyeri di dada seperti refluks asam lambung dan batu empedu.
Pada kasus refluks asam lambung, rasa nyeri cenderung lebih intens dirasakan setelah makan.
Simak penyebab sering muncul nyeri di dada lainnya di halaman berikutnya..
4. Nyeri otot
Nyeri otot yang disebabkan oleh ketegangan, cedera, atau sindrom nyeri kronis sering kali mendasari nyeri dada.
Rasa sakit biasanya terasa seperti nyeri tajam atau tumpul, berdenyut, atau terkonsentrasi di satu titik.
Nyeri dada kemungkinan besar berhubungan dengan otot jika membaik saat dipijat, memburuk saat seseorang menghirup udara dalam-dalam.
5. Serangan panik
Nyeri dada juga bisa jadi salah satu gejala serangan panik yang menakutkan. Rasa sakit bisa sangat mirip dengan serangan jantung.
Selain nyeri dada, serangan panik juga umumnya memicu tubuh yang gemetar, sulit bernapas, pusing, berkeringat, panas dingin, kesemutan, mual, dan sakit perut.
Serangan ini dapat mereda dengan pernapasan mendalam. Pada beberapa kasus, serangan bisa berlangsung selama lebih dari satu jam.
6. Masalah paru-paru
Nyeri dada akibat masalah paru-paru bisa terasa seperti nyeri tajam, memburuk saat bernapas, dan terjadi bersamaan dengan gejala lain seperti batuk.
7. Mastitis
Mastitis mengacu pada infeksi jaringan payudara. Mastitis bisa terasa sangat menyakitkan.
Mastitis ditandai dengan pembengkakan pada payudara, nyeri tajam di dada, dan demam.
Mastitis umum terjadi selama menyusui karena penumpukan ASI. Infeksi dapat sembuh dengan sendirinya.
8. Emboli paru
 Ilustrasi. Emboli paru, salah satu penyebab sering muncul nyeri di dada. (iStockphoto/magicmine) |
Emboli baru merupakan penyumbatan pembuluh darah yang menuju paru-paru. Emboli terjadi saat gumpalan darah terlepas, yang sering kali ke arah kaki.
Emboli paru dapat menyebabkan nyeri dada hebat dan sesak napas. Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang bisa mengancam jiwa.
Gejala lainnya meliputi pusing, sakit punggung, keringat berlebih, dan kuku atau bibir kebiruan.
9. Peradangan jantung
Jenis-jenis peradangan jantung meliputi miokarditis, endokarditis, dan perikarditis. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi, penyakit autoimun, dan konsumsi obat-obatan tertentu.
Peradangan pada jantung dapat menyebabkan nyeri dada tajam yang datang dan pergi. Gejala bisa jadi mirip dengan serangan jantung.
Gejalanya bisa meliputi sulit bernapas, demam dan menggigil, serta detak jantung cepat. Sering kali, duduk dan mencondongkan tubuh ke depan dapat mengurangi rasa sakit.
Demikian penyebab sering muncul nyeri di dada. Segera cari bantuan medis jika ada indikasi nyeri dada disebabkan oleh masalah jantung dan paru-paru.