Kenapa Toilet Perempuan Lebih Sering Antre Dibanding Laki-Laki

CNN Indonesia
Jumat, 19 Des 2025 12:00 WIB
Ilustrasi. Ternyata ada alasan kenapa antrean di toilet perempuan sering panjang. (iStockphoto/Worawuth)
Jakarta, CNN Indonesia --

Antrean panjang di toilet perempuan adalah pemandangan yang sering ditemui di berbagai ruang publik, terutama pusat perbelanjaan. Lamanya waktu tunggu ini bukan semata-mata soal kebiasaan pengguna perempuan, tetapi juga akibat desain toilet yang sejak awal tidak setara dengan toilet laki-laki.

Toilet perempuan membutuhkan lebih banyak ruang karena seluruh fasilitasnya berupa bilik tertutup dan dilengkapi tempat sampah pembalut hingga kursi bayi. Namun, di banyak gedung, luas area toilet perempuan tetap disamakan dengan toilet laki-laki sehingga jumlah biliknya tidak sebanding dengan kebutuhan.

Terlihat adil, tetapi justru merugikan pengguna perempuan.

Melansir Channel News Asia, Jack Sim, pendiri World Toilet Organization, menjelaskan bahwa konsep kesetaraan toilet baru berkembang pada tahun 2000-an. Gagasan ini muncul karena banyak gedung lama menyamakan jumlah fasilitas toilet laki-laki dan perempuan, tanpa mempertimbangkan bahwa perempuan membutuhkan waktu lebih lama saat menggunakan toilet.

Pada 2014, Badan Lingkungan Nasional Singapura mulai mengubah rasio toilet perempuan dan laki-laki dari 1:1 menjadi 5:3 untuk mengurangi antrean.

Mengapa toilet perempuan masih sering antre?

Direktur Arsitek, Jacqueline Pong, menyebut salah satu penyebabnya adalah pertimbangan bisnis. "Meskipun toilet berkontribusi pada luas lantai bruto, toilet tidak termasuk dalam luas area yang dapat disewakan. Karena itu, pengembang mempertimbangkan potensi pendapatan dalam alokasi ruang," ujarnya.

Akibatnya, banyak gedung tetap memberi luasan yang sama antara toilet perempuan dan laki-laki, meski kebutuhannya berbeda jauh.

Meski begitu, Sim menyebut tren mulai berubah. Banyak pengembang kini sadar bahwa toilet yang nyaman membuat pengunjung betah dan lebih lama berbelanja.

Selain desain, perilaku pengguna juga berpengaruh. Perempuan cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk kebersihan diri dan perawatan di area rias. Durasi bisa lebih panjang saat menstruasi atau ketika seseorang harus membantu orang lanjut usia.

"Waktu yang lebih lama dihabiskan di toilet juga bisa disebabkan oleh kebutuhan pengasuhan, terutama jika ibu membawa bayi yang perlu diikat dengan aman pada kursi bayi sebelum menggunakan toilet," jelas Pong.

Di beberapa tempat, tata letak toilet yang kurang optimal juga memicu penumpukan, misalnya pengering tangan yang ditempatkan terlalu dekat pintu sehingga menghambat alur keluar-masuk pengguna.

Sejumlah gedung mulai memasang sensor pintar yang menunjukkan bilik kosong sebelum pengguna masuk, mirip sistem 'occupied' di toilet pesawat.

"Ini sangat berguna terutama untuk toilet besar dengan banyak bilik atau tata letak dengan sisi kiri dan kanan. Alat ini membantu mengarahkan pengguna ke sisi yang kurang ramai," kata Pong.

Untuk saat ini, perbaikan desain, peningkatan kebersihan, dan pemanfaatan teknologi dianggap sebagai langkah paling realistis agar antrean toilet perempuan tidak lagi mengular.

(nga/tis)


KOMENTAR

TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK