Benarkah Kurang Tidur Bisa Menyebabkan Kematian? Begini Penjelasannya
Kebutuhan tidur tiap individu sangat bervariasi. Namun, orang dewasa umumnya membutuhkan tidur sekitar 7-9 jam setiap malam.
Lalu, bagaimana jika seseorang kurang tidur? Bagi orang dewasa, tidur kurang dari 7 jam per malam secara rutin dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Satu malam tanpa tidur dapat membuat seseorang merasa tidak enak badan, gelisah, dan pikiran yang cemas. Selain itu juga bisa membuat seseorang sulit fokus.
Dikutip dari Mayo Clinic, orang dewasa yang kurang tidur bisa membuat berat badan turun, indeks massa tubuh 30 atau lebih tinggi, diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, strok, hingga depresi.
Bahaya kurang tidur
Apakah kurang tidur bisa menyebabkan kematian? Dilansir dari laman Healthline, kelelahan dan kurang tidur memang memiliki banyak konsekuensi, tetapi tidak langsung membuat seseorang meninggal.
Meski kurang tidur tidak secara langsung membunuh tapi dapat secara signifikan meningkatkan risiko penyakit serius.
Aktivitas dengan sedikit tidur dapat meningkatkan risiko dalam kecelakaan saat mengemudi atau saat melakukan aktivitas yang berpotensi bahaya.
Kurang tidur selama 1-2 malam bisa menyebabkan tubuh lemas dan tidak produktif dan jika seseorang kurang tidur secara teratur dapat memengaruhi kesehatan secara signifikan.
Selain perubahan suasana hati, seseorang yang kurang tidur juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit fisik, hingga kesehatan mental yang memburuk.
Respons tubuh jika kurang tidur
Tidak tidur semalaman mungkin tidak terlalu bermasalah, tetapi jika terjadi beberapa malam, tubuh akan merespons sebagai pertanda membutuhkan istirahat.
1. 1 hari (24 jam)
Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), begadang selama 20-25 jam memengaruhi fokus dan kinerja, sama seperti memiliki kadar alkohol dalam darah sebesar 0,10 persen.
Kondisi ini bisa dianggap mabuk dan sebaiknya hindari mengemudi atau melakukan aktivitas yang berpotensi tidak aman.
Selain itu, efek lainnya adalah mengantuk di siang hari, pikiran kabur, perubahan suasana hati, sulit fokus, gemetar, otot tegang, dan kesulitan melihat atau mendengar.
2. 1,5 hari (36 jam)
Setelah 36 jam tanpa tidur, seseorang akan merasakan dampak yang jauh lebih besar pada kesehatan dan fungsi tubuh. Tubuh akan meningkatkan produksi kortisol (hormon stres).
Anda mungkin akan merasakan perubahan suasana hati dan nafsu makan, peningkatan stres, atau menggigil dan perubahan lain pada suhu tubuh Anda.
Asupan oksigen tubuh juga dapat menurun saat terjaga selama jangka waktu ini. Lalu berdampak pada memori, penurunan energi dan motivasi, rentang perhatian yang pendek atau ketidakmampuan untuk memperhatikan.
Kemudian mengalami kesulitan kognitif, termasuk kesulitan dalam penalaran atau pengambilan keputusan, kelelahan dan kantuk yang hebat, dan kesulitan berbicara dengan jelas atau menemukan kata yang tepat.
3. 2 hari (48 jam)
Ketika tidak tidur selama 48 jam, tubuh terasa lesu, sulit untuk berkonsentrasi atau mengingat sesuatu. Efek kurang tidur selama 2 hari juga berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh.
Hal ini meningkatkan peluang seseorang untuk sakit, karena sistem kekebalan tubuh mungkin tidak dapat melawan penyakit seefektif biasanya.
Setelah 2 hari penuh tanpa tidur, orang sering mulai mengalami microsleep, yakni kehilangan kesadaran sebentar, mulai dari beberapa detik hingga setengah menit.
Anda tidak menyadari apa yang terjadi sampai sadar kembali dan terbangun dengan sedikit kebingungan dan rasa kantuk.
4. 3 hari (72 jam)
Jika Anda telah 72 jam tanpa tidur, mungkin akan kesulitan untuk fokus pada percakapan, pekerjaan, dan bahkan pikiran sendiri. Aktivitas sederhana, seperti bangun untuk mencari sesuatu, mungkin tampak terlalu sulit untuk dipikirkan.
Bersamaan dengan kelelahan ekstrem ini, detak jantung juga akan jauh lebih cepat dari biasanya. Tidak jarang mengalami perasaan depresi, kecemasan, atau paranoia setelah tidak tidur selama beberapa hari.
Tidak tidur selama jangka waktu ini juga dapat memengaruhi persepsi terhadap realitas, yang dapat menyebabkan ilusi dan halusinasi.
5. 4 hari (96 jam)
Jika sudah lebih dari 36 jam dan seseorang masih tidak bisa tidur, sebaiknya segera temui profesional untuk mendapatkan penanganan.
Jika Anda tidak tidur selama 96 jam, efek samping yang yang muncul akan memburuk. Anda mungkin akan mulai mengalami halusinasi yang lebih sering dan peningkatan paranoia. Pada akhirnya, gejala psikosis dapat memicu pemutusan hubungan dengan realitas.
Risiko mengalami kecelakaan saat mengemudi atau melakukan tugas yang berisiko akan meningkat pesat seiring dengan semakin kurangnya tidur.
6. Lebih dari 4 hari (96 jam lebih)
Tidak tidur selama lebih dari 72 jam sangat berbahaya. Mencapai batas 96 jam tanpa tidur dapat berdampak besar pada otak dan kesehatan secara keseluruhan. Untuk sebagian orang, hal ini bisa mengancam jiwa.
Tanpa tidur, otak akan mulai berhenti berfungsi dengan baik dan hal ini dapat menyebabkan kegagalan organ.
(juh)