Menelan belatung secara tidak sengaja kerap dianggap sepele. Namun, kondisi ini sebetulnya tidak bisa dipandang enteng, terutama jika belatung berasal dari makanan yang sudah terkontaminasi atau disimpan dalam kondisi tidak higienis.
Kasus ini sempat menyita perhatian publik setelah beredar video di media sosial yang memperlihatkan belatung di sela tulang ayam yang telah dikonsumsi. Temuan tersebut memicu kekhawatiran akan risiko kesehatan jika serangga itu ikut tertelan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belatung sendiri merupakan fase awal kehidupan serangga, yang kelak akan berkembang menjadi lalat atau serangga lain. Meski secara teori mengandung protein, belatung hidup di lingkungan kotor dan mengonsumsi sampah organik, sehingga berpotensi membawa berbagai patogen berbahaya.
Dokter spesialis penyakit dalam, Aru Ariadno menjelaskan bahwa belatung berisiko membawa virus, bakteri, hingga telur cacing ke dalam tubuh manusia.
"Belatung memang mengandung protein, tapi karena hidup dari sampah organik, kemungkinan besar tercemar virus, bakteri, maupun telur cacing," ujar Aru, melansir detik.
Jika tertelan, risiko utama yang bisa muncul adalah infeksi akibat mikroorganisme yang dibawanya. Risiko ini akan meningkat bila daya tahan tubuh sedang menurun.
"Bila tertelan, ada kemungkinan terjadi infeksi dari bawaan belatung tersebut. Atau bila daya tahan tubuh tidak baik, infeksi bakteri atau virus bisa muncul, ditandai mual, muntah, hingga diare, seperti pada infeksi bakteri E. coli," tambahnya.
Jika belatung tercemar telur cacing, orang yang menelannya juga berisiko mengalami cacingan. Selain itu, belatung juga bisa menjadi perantara bakteri penyebab penyakit bawaan makanan.
Melansir Medical News Today, dua bakteri yang paling umum adalah:
Salmonella merupakan salah satu penyebab utama keracunan makanan. Gejala biasanya muncul dalam 12-72 jam setelah paparan, meliputi kram perut, mual, muntah, diare, dan demam.
Penyakit ini umumnya berlangsung 4-7 hari. Meski sering sembuh tanpa pengobatan khusus, diare dan muntah berisiko menyebabkan dehidrasi sehingga asupan cairan sangat dianjurkan.
Bakteri E. coli memiliki banyak jenis. Sebagian tidak berbahaya, tetapi beberapa strain dapat memicu infeksi serius. Gejalanya meliputi kram perut, diare yang bisa disertai darah, muntah, dan demam ringan.
Gejala biasanya muncul 1-10 hari setelah paparan dan dapat berlangsung hingga satu minggu.
Baca selengkapnya di sini.
(nga/tis)