Menu rebusan dan kukusan tengah tren beberapa waktu terakhir. Jika kamu gemar mengonsumsinya, pastikan makanan tersebut masih layak dimakan.
Makanan rebus dan kukus cenderung rentan basi lantaran tinggi kandungan airnya. Jika terlalu lama dibiarkan di suhu ruang pasti rebusan dan kukusan akan cepat basi sehingga tidak layak lagi untuk disantap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Healthline, makanan basi disebabkan oleh terkontaminasi bakteri, virus, jamur, atau racun. Kalau kamu tetap memakannya, dapat menyebabkan keracunan.
Biasanya, tanda seseorang keracunan makanan adalah munculnya gejala seperti mual, muntah, diare, sakit perut, demam, dan lemas.
Lalu, seperti apa saja tanda makanan yang basi terutama pada rebusan atau kukusan?
Melansir dari Tasting Table, berikut beberapa tanda rebusan dan kukusan sudah basi dan tidak layak makan.
Salah satu cara paling mudah untuk mengecek keamanan makanan kukus atau rebus adalah dengan mencium aromanya. Jika makanan mengeluarkan bau asam, busuk, atau tidak biasa, sebaiknya jangan dikonsumsi.
Bau tidak sedap biasanya muncul akibat aktivitas mikroorganisme yang berkembang selama penyimpanan. Proses ini menandakan bahwa makanan mulai rusak dan tidak aman bagi tubuh.
Meski begitu, perlu diingat bahwa tidak semua makanan rusak selalu berbau. Oleh karena itu, pemeriksaan aroma sebaiknya dikombinasikan dengan tanda-tanda lain sebelum memutuskan untuk mengonsumsinya.
Perubahan tekstur juga menjadi tanda penting pada makanan kukus dan rebus. Secara umum, kita sudah mengetahui tekstur normal sayuran rebus, daging kukus, atau lauk yang dimasak dengan air.
Jika makanan terasa terlalu lembek, berlendir, lengket, atau teksturnya terasa aneh saat disentuh, kemungkinan besar makanan tersebut sudah mulai rusak.
Kondisi ini sering terjadi pada makanan yang disimpan terlalu lama, terutama jika tidak disimpan pada suhu yang tepat.
Apabila tekstur sudah tidak wajar, sebaiknya makanan segera dibuang. Untuk sayuran, pembuangan bisa dilakukan melalui kompos.
Namun untuk daging, ikan, atau produk hewani lainnya, buang langsung ke tempat sampah luar agar tidak menimbulkan bau menyengat di rumah.
Jamur adalah tanda paling jelas bahwa makanan tidak lagi aman. Pada makanan kukus dan rebus, jamur bisa muncul dalam bentuk bercak putih, hijau, atau hitam di permukaan.
Beberapa jenis makanan memang menggunakan jamur tertentu dalam proses pembuatannya, tetapi hal ini tidak berlaku untuk masakan rumahan hasil kukus atau rebus.
Jika jamur terlihat pada makanan lunak seperti nasi, sayur rebus, tahu, atau daging, makanan tersebut sebaiknya langsung dibuang seluruhnya.
Pada bahan yang teksturnya keras, seperti wortel atau paprika rebus yang disimpan lama, bagian berjamur terkadang masih bisa dipotong dan sisanya digunakan. Namun untuk alasan keamanan, pilihan paling aman tetap membuang makanan tersebut.
Lihat Juga : |
Perubahan warna pada daging kukus atau rebus juga perlu diperhatikan. Daging ayam, sapi, atau ikan yang sehat umumnya memiliki warna khas setelah dimasak.
Jika warna berubah menjadi kehijauan, keabu-abuan berlebihan, atau tampak kusam dan tidak segar, ini bisa menjadi tanda pembusukan.
Pada beberapa kasus, perubahan warna ringan bisa terjadi akibat paparan udara selama penyimpanan. Namun jika perubahan warna disertai bau tidak sedap atau tekstur berlendir, sebaiknya makanan tidak dikonsumsi.
Untuk mencegah hal ini, simpan daging matang di dalam lemari pendingin dan konsumsi dalam waktu yang wajar. Jika ingin menyimpannya lebih lama, pembekuan adalah pilihan yang lebih aman.
Demikian adalah beragam tanda rebusan dan kukusan sudah basi.
(sac/fef)