Ini 7 Kuliner Legendaris di Jogja, Ada yang Bertahan Sejak 1950
Kota Yogyakarta merupakan salah satu destinasi favorit masyarakat Indonesia. Pasalnya, ada banyak hal yang bisa dilakukan di kota ini, seperti wisata kuliner.
Kuliner legendaris di Jogja punya cita rasa autentik. Disebut legendaris, sebab beberapa di antaranya bertahan sejak tahun 1950-an.
Yogyakarta sendiri dikenal sebagai kota untuk berwisata kuliner karena makanan khas Jogja tak hanya enak, tetapi juga murah, dan legendaris.
Melansir dari beragam sumber, berikut adalah rekomendasi kuliner legendaris di Jogja yang wajib kamu coba.
1. Gudeg Yu Djum (Sejak 1950)
Gudeg Yu Djum merupakan maestro gudeg kering khas Yogyakarta. Usaha ini dirintis oleh Djuwariah atau Yu Djum yang awalnya berjualan di pinggir jalan kawasan Wijilan. Berkat konsistensinya mempertahankan resep gudeg yang dimasak hingga asat (kering), nama Yu Djum kini dikenal sebagai standar gudeg Jogja.
Gudeg Yu Djum memiliki tekstur kering dengan rasa manis yang meresap hingga ke dalam. Pengunjung dapat membeli gudeg dalam berbagai kemasan, mulai dari besek hingga kendil, dengan harga berkisar Rp15.000-Rp300.000.
Jam buka: 06.00-22.00 WIB
Lokasi: Jalan Wijilan No. 167, Yogyakarta
2. Mangut Lele Mbah Marto (Sejak 1969)
Mangut Lele Mbah Marto bermula dari usaha berjualan lele asap keliling sejak tahun 1960-an sebelum akhirnya menetap di rumahnya di Sewon, Bantul. Meski sudah sangat populer, Mbah Marto tetap mempertahankan konsep makan di dapur atau pawon.
Menu andalan di sini adalah lele asap dengan kuah santan pedas yang dimasak menggunakan kayu bakar. Pengunjung mengambil makanan sendiri langsung dari pawon, menciptakan pengalaman makan yang unik. Harga seporsi mangut lele dibanderol sekitar Rp25.000.
Jam buka: 08.00-16.30 WIB
Lokasi: Sewon, Bantul, Yogyakarta
3. Sate Klatak Pak Pong (Sejak 1960-an)
Sate Klatak Pak Pong dikenal sebagai salah satu tempat terbaik untuk menikmati sate klatak khas Yogyakarta.
Sate klatak dibuat dari daging kambing yang ditusuk menggunakan jeruji besi dan hanya dibumbui garam sebelum dibakar.
Daging kambingnya empuk dan disajikan bersama kuah gulai yang gurih, menjadikannya favorit banyak pengunjung. Tempat makan ini selalu ramai, terutama saat jam makan malam.
Jam buka: 09.00-23.30 WIB
Lokasi: Jalan Sultan Agung No. 18, Jejeran II, Wonokromo, Pleret, Bantul
4. Oseng-Oseng Mercon Bu Narti (Sejak 1998)
Oseng Mercon Bu Narti lahir di tengah krisis moneter 1998. Bu Narti berinovasi mengolah tetelan dan lemak sapi menjadi tumisan super pedas agar tetap diminati pembeli. Menu ini kemudian viral dan menjadi pelopor kuliner pedas di Yogyakarta.
Satu porsi oseng mercon dibanderol sekitar Rp25.000. Selain nasi oseng mercon, tersedia pula menu lain seperti nasi ayam goreng, nasi puyuh goreng, nasi lele goreng, nasi ati ampela, serta aneka minuman seperti es teh dan es jeruk. Nama "mercon" diberikan oleh pelanggan karena sensasi pedasnya yang terasa meledak di mulut.
Jam buka: 16.00-23.00 WIB
Lokasi: Jalan KH Ahmad Dahlan, Yogyakarta
5. Bakmi Jawa Pak Pele (Sejak 1983)
Bakmi Jawa Pak Pele dirintis oleh Suhardiman yang akrab disapa Pak Pele. Awalnya, warung ini hanyalah tenda kecil di sekitar Alun-Alun Utara. Ciri khas bakmi di sini adalah penggunaan telur bebek dan kaldu ayam kampung.
Hingga kini, setiap porsi bakmi tetap dimasak menggunakan anglo atau tungku arang untuk mempertahankan aroma asap yang khas. Harga seporsi bakmi berkisar Rp20.000-Rp30.000, dan tempat ini menjadi langganan pejabat hingga artis.
Jam buka: 17.00-23.00 WIB
Lokasi: Sekitar Alun-alun Utara, Yogyakarta
6. Ayam Goreng Mbah Cemplung (Sejak 1973)
Ayam Goreng Mbah Cemplung berawal dari warung makan sederhana milik keluarga Mbah Cemplung di kawasan perbukitan Sembungan, Bantul. Tempat ini dikenal dengan ayam kampung berukuran besar dan cita rasa khas.
Ayam kampung yang digunakan dipilih secara khusus dan diolah dengan proses ungkep dua tahap agar bumbu meresap sempurna. Harga menu mulai dari Rp35.000, dan pengunjung dapat menikmati suasana makan di rumah Jawa yang masih mempertahankan keaslian sejak tahun 1970-an.
Jam buka: 08.00-19.00 WIB
Lokasi: Sembungan, Bantul, Yogyakarta
7. Tengkleng Gajah (Sejak 2006)
Tengkleng Gajah dikenal dengan porsi tengkleng kambingnya yang sangat besar, sesuai dengan namanya. Meski terdengar ekstrem, nama tersebut hanya merujuk pada ukuran porsi, bukan jenis dagingnya.
Tengkleng disajikan dengan daging kambing yang empuk dan kuah rempah yang kaya rasa. Selain tengkleng, tersedia pula menu lain seperti sate dan tongseng yang tak kalah lezat.
Jam buka: 09.00-21.00 WIB
Lokasi: Jalan Kaliurang KM 9, Gantalan, Minomartani, Ngaglik, Sleman
Demikian adalah beragam kuliner legendaris di Jogja yang wajib kamu kunjungi. Semoga bermanfaat.
(sac/juh)