Rasa Bimbang Hodgson di Balik Hasil Buruk Inggris

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Minggu, 12 Jun 2016 04:42 WIB
Roy Hodgson tak melakukan pergantian pemain saat skor masih 0-0. Padahal Inggris menciptakan banyak peluang namun mengalami kebuntuan dalam hal penyelesaian.
Roy Hodgson tak melakukan perubahan saat Inggris mengalami kebuntuan. (REUTERS/Jason Cairnduff)
Jakarta, CNN Indonesia -- Formasi 4-3-3 pilihan Roy Hodgson terbukti membuat Inggris tampil dominan atas Rusia. Namun Inggris tetap memiliki rapor buruk di laga perdana ini karena tak mampu mencetak gol lewat skema permainan terbuka.

Nama-nama muda yang dipilih Hodgson untuk partai ini berhasil menunjukkan performa agresif di lapangan. Kyle Walker dan Danny Rose, dua bek sayap Inggris, aktif membantu serangan dan sering mengirimkan umpan silang yang membahayakan.

Pergerakan Dele Alli di lini tengah juga begitu eksplosif, pun begitu halnya dengan Wayne Rooney yang ternyata tak canggung bermain sebagai gelandang tengah.

Umpan-umpan panjang Roooney seringkali menjadi pembuka serangan Inggris. Tak hanya soal menyusun serangan, Rooney pun tak ragu memainkan peran kotor sebagai perebut bola saat Inggris berada dalam tekanan lawan.

Eric Dier pun sukses menunjukkan perannya sebagai penyelamat Inggris. Kejeliannya melihat celah di antara pagar hidup dan kiper Igor Akinfeev membuat dirinya mampu menggetarkan gawang Rusia lewat tendangan bebas.

Lalu dimana letak kesalahan Inggris hingga akhirnya harus puas menerima hasil imbang lantaran gol injury time Rusia?

Sebelum menunjuk kelengahan Inggris di detik-detik akhir sebagai penyebab Inggris gagal menang, patut pula sosok Roy Hodgson disebut sebagai penyebab hadirnya hasil imbang.

Hodgson sama sekali tak memanfaatkan wewenangnya untuk melakukan pergantian pemain saat skor masih 0-0. Padahal banyak syarat terpenuhi bagi Hodgson untuk melakukan pergantian pemain.

Raheem Sterling terlalu banyak melakukan aksi individu tanpa manfaat yang pasti bagi Inggris. Gocekan-gocekannya sering berujung kegagalan sehingga skema serangan cepat Inggris berantakan.

Harry Kane kesulitan mendapatkan pasokan bola-bola matang sehingga jarang memberikan ancaman. Adam Lallana? Pemain Liverpool ini mendapat banyak peluang emas untuk mencetak gol namun tak satupun yang mampu dioptimalkan olehnya.

Dari tiga pemain yang tampil standar ini, Hodgson sama sekali tak melakukan pergantian terhadap mereka saat kedudukan 0-0 dan Inggris butuh gol.

Jamie Vardy terus berlari-lari di pinggir lapangan namun hal itu seolah hanya untuk menggertak Rusia karena Vardy akhirnya tak pernah tampil hingga pertandingan berakhir.

Padahal, selain Vardy, Inggris masih memiliki banyak stok pemain dengan naluri menyerang kuat di bangku cadangan seperti Daniel Sturridge hingga Marcus Rashford.

Rasa sabar Hodgson yang terlalu berlebih akhirnya mengantar Inggris menuju kegagalan mencetak gol dari permainan terbuka. Padahal dari cara bermain, Inggris sudah berada di jalur yang benar dengan terciptanya sejumlah peluang.

Pergantian pemain baru dilakukan Hodgson setelah Inggris unggul 1-0. Jack Wilshere masuk menggantikan Rooney dan James Milner turun sebagai pengganti Sterling.

Andaikata Inggris mampu mempertahankan keunggulan 1-0 hingga pertandingan usai, maka keputusan Hodgson untuk terus sabar terhadap komposisi pemainnya menjadi hal yang tak terlalu disorot.

Namun kegagalan Inggris menang di laga pembuka ini bakal membuat arah kritikan kembali ke Hodgson karena dirinya tak mencoba melakukan perubahan dengan pergantian pemain saat timnya kesulitan memecah kebuntuan.

Inggris ada di titik yang tak nyaman usai hasil seri di partai pembuka. Hodgson tak boleh mengulang kesalahan di dua laga tersisa. Ia harus mengingat bahwa dirinya ditemani oleh kedalaman skuat yang bagus sehingga ia dimungkinkan untuk melakukan pergantian pemain dengan kualitas yang sama baiknya di pertengahan pertandingan. (ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER