Jakarta, CNN Indonesia -- Timnas Inggris benar-benar dibuat frustrasi dengan permainan Wales di babak pertama. Tak lain karena racikan Chris Coleman dalam menerapkan strategi antiserangan sayap dari The Three Lions.
Pada laga Kamis (16/5) sore waktu setempat di Stade Bollaert-Delelis, Lens, Wales tampil dengan formasi 5-3-2. Lima bek berdiri sejajar. Dua bek sayap, Chris Taylor dan Neil Gunter difokuskan untuk mempersempit ruang gerak penyerang sayap timnas Inggris.
Sedangkan tiga bek lainnya yang ditumpuk di tengah, Ben Davies, James Chester, dan Ashley William, tujuannya untuk meredam tusukan langsung ke jantung pertahanan.
Tak seperti skema 3-5-2 dimana bek sayap juga membantu serangan, dua bek sayap Wales ini jsutru difokuskan untuk bertahan.
Menariknya, Wales justru banyak melakukan serangan dari sektor tengah yang ditugaskan kepada Joe Allen dan Aaron Ramsey saling bergantian. Serangan tersebut untuk menyokong dua striker di depan, Hal Robson Kanu dan Gareth Bale.
Sesekali juga melancarkan umpan-umpan silang. Namun, fokus dua gelandang serang ini juga untuk terus menekan ke pertahanan Inggris dan sesekali merusak konsentrasi pertahanan Inggris.
Momen tersebut pun terjadi ketika Ramsey mampu memaksa kapten Inggris Wayne Rooney melakukan pelanggaran di jarak 32 meter dari gawang Joe Hart.
Bale pun mampu mencetak gol pada menit ke-41 melalui tendangan bebas yang keras ke sisi kiri gawang Joe Hart. Ini merupakan gol kedua Bale yang dicetak melalui tendangan bebas pada Piala Eropa 2016.
Strategi Coleman untuk membagi rata pertahanan di sisi sayap dan tengah pun terbukti ampuh di babak pertama. Terlebih, Wales bisa mencuri satu gol melalu tendangan fantastis Bale.
Manajer timnas Inggris Roy Hodgson harus memilih untuk memusatkan serangannya pada satu titik. Alhasil, ia memasukkan Jamie Vardy dan Sturridge, menggantikan Raheem Sterling dan Harry Kane, penyerang sayap Inggris.
Dua penyerang sayap digantikan dengan dua sosok pemain yang alaminya berperan sebagai striker murni seperti Vardy dan Sturridge. Dua nama inilah yang menjadi pembeda pada babak kedua, sekaligus kunci kemenangan The Three Lions.
Artinya, Hodgson sudah memutuskan untuk mengincar jantung pertahanan Wales.
Strategi ini terbukti berhasil karena Wales mulai dibuat kerepotan di sektor bek tengah. Konsentrasi pun mulai terpecah ketika umpan silang Sturridge berusaha disundul Williams pada menit ke-56.
Celakanya, di depan kiper Wales, Wayne Hennessey, sudah ada si bocah ajaib, Vardy, yang mendapatkan 'umpan gratis' dari kesalahan Williams. Tukang bobol gawang asal Leicester City itu pun dengan mudah menceploskan bola ke gawang Wales.
Tak puas dengan tiga strikernya di depan, Hodgson memasukkan striker termuda asal Manchester United, Marcus Rashford, menggantikan Adam Lallana.
Rashford memang tak terlalu terlihat perannya dalam menyuplai ancaman ke gawang Wales. Namun, pemain yang berusia 18 tahun tersebut mampu menambah ganggaun di lini belakang Wales.
Alhasil, Inggris mencetak gol kemenangan dramatis melalui kaki Sturridge pada menit ke-92. Gol tersebut lahir dari skema kerja sama antara Sturridge yang mengumpan bola kepada Vardy, diteruskan kepada Alli, dan diumpan kembali ke Sturridge.
Penyerang Liverpool yang merangsek ke dalam kotak penalti itu pun sukses menyarangkan bola ke gawang Wales. Skor kemenangan 2-1 mengamankan kans Inggris ke babak 16 Besar Piala Eropa.
Line-up Inggris vs Wales
[Gambas:Sportradar]
Statistik Inggris vs Wales
[Gambas:Sportradar]Klasemen Grup B Piala Eropa 2016
[Gambas:Sportradar] (bac)