Jakarta, CNN Indonesia -- Bek Wales, Chris Gunter mengatakan bahwa Wales sama sekali tak memiliki niatan untuk bergembira dan mengejek Inggris yang tersingkir di babak 16 besar.
Usai kekalahan Inggris atas Islandia, ternyata bukan hanya pendukung Islandia saja yang bersorak. Para pemain Wales dan staff ikut bersorak dan berpelukan ketika Inggris dipastikan tersingkir. Video perayaan itu tersebar dan kemudian jadi kontroversi besar.
“Mungkin memang mudah melihat hal tersebut sebagai sebuah ejekan namun satu hal yang pasti kami tak bermaksud untuk itu (mengejek kegagalan Inggris).”
“Bila kami ditanya mengapa kami gembira, maka kami melakukan itu karena kami bangga bahwa kami jadi tim terakhir dari Britania Raya yang bertahan di turnamen ini,” kata Ginter.
Di babak 16 besar, hanya Wales yang mampu meraih kemenangan. Tiga tim Britania Raya lainnya,Inggris, Republik Irlandia, dan Irlandia Utara harus mengakui keunggulan lawan-lawannya.
Selain perasaan bangga karena jadi tim Britania Raya satu-satunya yang bertahan di perempat final, Ginter juga menegaskan luapan kegembiraan Wales adalah sebagai sebuah bentuk penghormatan kepada Islandia.
“Kami juga selalu mendukung setiap tim underdog di gelaran turnamen ini, siapapun mereka.”
“Islandia begitu diremehkan pada awalnya namun mereka sukses menunjukkan performa luar biasa. Kegembiraan kami juga merupakan sebuah bentuk kekaguman atas betapa hebatnya penampilan yang mereka tunjukkan,” ujar Ginter.
Wales sendiri akan mendapat ujian berat di babak perempat final saat mereka berduel lawan Belgia. Meski sempat kalah di awal turnamen, Belgia mampu menunjukkan level permainan terbaik mereka di laga-laga selanjutnya yang mereka mainkan.
(ptr)