Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya memiliki populasi sekitar 320 ribu penduduk, Islandia sah menjadi negara terkecil yang pernah berlaga di sepanjang sejarah Piala Eropa. Namun, siapa sangka kiprah negara kecil itu berlanjut hingga babak perempat final di Piala Eropa 2016?
Awalnya, mungkin tak ada yang menyangka Islandia dapat melaju hingga babak 16 besar Piala Eropa tahun ini. Walau tergabung di grup 'ringan' bersama Portugal, Hungaria, dan Austria, negara debutan itu tetap dianggap akan berakhir perjalanannya sampai babak penyisihan grup Piala Eropa 2016.
Anggapan tersebut muncul bukan tanpa sebab. Jika dibanding kompetitornya di Grup F Piala Eropa tahun ini, tim berjulukan 'Strakarnir Okkar' itu memang menjadi kontestan yang paling tertinggal dari segi prestasi sepak bolanya.
Mereka menjadi satu-satunya tim debutan Piala Eropa di Grup F. Selain itu, Islandia juga menjadi satu-satunya negara yang memiliki infrastruktur terbatas dibanding kontestan Piala Eropa lain.
Keterbatasan infrastruktur Islandia terbukti dari minimnya daya tampung stadion sepak bola di sana.
Berdasarkan penelusuran CNNIndonesia.com, stadion sepak bola terbesar di Islandia hanya berkapasitas 15 ribu penonton. Nyaris setara dengan kapasitas Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang saat ini sudah runtuh. Stadion bernama Laugardalsvollur itu terletak di ibu kota Islandia, Reykjavík.
Selain Laugardalsvollur, tak ada lagi stadion yang berkapasitas lebih dari 10 ribu penonton di Islandia. Rata-rata stadion di negara-pulau itu hanya memiliki kapasitas untuk menampung seribu hingga enam ribu orang.
 Stadion Laugardalsvollur berkapasitas 15 ribu penonton menjadi stadion terbesar di Islandia. (Tom Dulat/Getty Images) |
Keterbatasan stadion di Islandia muncul bukan tanpa sebab. Dengan jumlah penduduk yang tak mencapai 500 ribu, wajar jika akhirnya hanya ada segelintir stadion berkapasitas kecil di sana.
Selain faktor penduduk, kecilnya kapasitas stadion juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan iklim negara seluas 102 kilometer persegi itu.
Karena terletak di tepian Laut Antartika dan berbatasan dengan Atlantik Utara, Islandia memiliki iklim yang ekstrem hampir sepanjang tahun. Musim dingin yang panjang juga menghambat permainan sepak bola.
Untuk mengatasi kesulitan berlatih, Asosiasi Sepak Bola Islandia (KSI) pun membuat beberapa lapangan sepak bola di dalam ruangan. Lapangan indoor telah dibuat sejak 2000 silam dan tersebar di berbagai wilayah.
Lapangan sepak bola indoor pertama dibangun KSI berdekatan dengan bandar udara internasional Islandia di Keflavik. Setelah lapangan itu dibangun, dampak positif dirasakan penikmat sepak bola di Islandia.
"Perkembangan terjadi lebih cepat dari apa yang kami harapkan. Setelah langkah pertama dilakukan, lapangan pertama dibangun, masyarakat melihat kemungkinan dibangunnya fasilitas ini di berbagai daerah," ujar Presiden KSI, Geir Thorsteinsson, seperti dikutip dari The Guardian.
Lapangan sepakbola indoor di Islandia memiliki luas yang setara dengan lapangan di alam terbuka. Arena tersebut ditutupi oleh kubah yang berfungsi untuk melindungi rumput dari iklim ekstrem.
Selain lapangan, terdapat juga berbagai fasilitas kesehatan, ruang ganti, dan tribune kecil bagi para penonton.
Walau infrastruktur serba terbatas, namun Islandia telah membuktikan diri layak dipandang sebagai tim kuda hitam di Perancis. Perjuangan para penggawa timnas Islandia di Piala Eropa 2016 akan berlanjut kala mereka menghadapi Perancis, Minggu (3/7) waktu setempat.
Patut kita nantikan, sejauh mana kejutan dapat dibuat oleh Eidur Gudjohnsen dan kawan-kawan pada Piala Eropa pertama mereka.
(jun)