Sukses Satu Dasawarsa Joachim Loew

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Kamis, 07 Jul 2016 20:44 WIB
Ada sosok Joachim Loew di balik prejalanan sensasional Jerman dalam satu dasawarsa terakhir. Kini ia pun siap membawa Jerman melangkah ke final.
Joachim Loew membawa Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014. (REUTERS/Denis Balibouse)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menghadapi Perancis di semifinal Piala Eropa 2016, tim nasional Jerman membutuhkan dua kemenangan lagi untuk mencapai raihan sensasional: mengawinkan gelar Piala Dunia dan Piala Eropa untuk kali kedua.

Sebelumnya, Jerman Barat memang pernah melakukannya ketika memenangi Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974. Hanya ada dua negara lain yang pernah menyamai torehan ini yaitu Perancis (Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000) dan Spanyol (Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2012).

Di balik catatan mengesankan Jerman ini ada sosok Loew, pelatih yang telah menangani Der Panser selama hampir satu dekade. 

Kesuksesan memang seolah melekat pada Jerman setelah kedatangan Loew. Pada satu dekade sebelumnya, Jerman dalam kondisi terpuruk. Merangkak dan tak jarang menanggung malu. 

Jerman sempat puasa gelar sejak meraih Piala Eropa di tahun 1996. Raihan terbaik Michael Ballack dan kawan-kawan di era 2000-an hanya menjadi runner-up Piala Dunia 2002.

Nasib mereka di Piala Eropa lebih miris. Tercatat sudah dua kali perjalanan Jerman terhenti di babak penyisihan grup yaitu di Piala Eropa 2000 dan 2004.

Namun, kehadiran Jogi, panggilan akrab Loew, mampu mengikis kesialan Jerman. Pelatih yang gemar memacu kencang kendaraan di jalan raya itu sukses membawa Jerman kembali melesat menjadi raksasa dunia.

Titian sukses Low dan Jerman diawali kala Der Panser berlaga di Piala Eropa 2008.

Setelah lolos dari babak penyisihan grup karena meraih dua kemenangan, mereka pun melanjutkan perjalanan ke semifinal setelah berhasil mengalahkan Portugal di babak perempatfinal dengan skor 3-2.

Di semifinal, Low dan anak asuhnya bertemu dengan Turki. Mereka berhasil memenangkan laga dengan skor tipis 3-2  dan menghadapi Spanyol di partai pamungkas.

Memang, Jerman kekalahan dari Tim Matador dengan skor tipis 0-1. Namun, Loew berhasil membangun fondasi kuat bagi timnya sejak  saat itu.

Kegagalan membawa Jerman juara Piala Eropa 2008 tak membuat Loew kehilangan posisi. Ia dipercaya Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB) melanjutkan pembangunan tim hingga Piala Dunia 2010.

Loew pun menjawab kepercayaan DFB. Dengan skuat yang relatif muda, Jerman berhasil dibawanya melaju hingga babak semifinal Piala Dunia 2010. Laju Der Panser terhenti di sana oleh musuh yang sama seperti Piala Eropa dua tahun sebelumnya, Spanyol.

Walau tersingkir di semifinal, Loew tetap membawa negaranya menjadi peringkat tiga Piala Dunia 2010. Thomas Mueller dan kawan-kawan sukses mengalahkan Uruguay dengan skor tipis 3-2 di partai perebutan juara ketiga.

Kegagalan Jerman di Piala Dunia 2010 berlanjut dua tahun setelahnya. Alih-alih juara. Mereka saat itu harus mengakui keunggulan Italia di babak semifinal Piala Eropa 2012 dengan skor 1-2.

Walau tak mampu membawa Jerman menjadi juara, proyek Loew terus berlanjut dan pada akhirnya berbuah kesuksesan.

Sang pelatih berpenampilan necis itu membawa Jerman meraih trofi Piala Dunia 2014. Penampilan atraktif dan menyerang membuat Jerman berhasil membawa pulang trofi Piala Dunianya yang keempat.

Tak hanya membawa negaranya menjadi juara dunia, kemenangan Jerman dua tahun lalu semakin lengkap karena pada babak semifinal mereka sukses melumat tuan rumah Brasil dengan skor telak 7-1.

Kekuatan Low, Harapan 2016

Usai membawa Jerman juara Piala Dunia, banyak yang mempertanyakan rahasia kekuatan Der Panser di bawah kendali Low. Apa juga alasan DFB mempercayakan Jogi sampai nyaris satu dasawarsa?

Jawabannya sederhana. Loew memperlakukan pemain tanpa memandang usia mereka. Anggapan itu keluar langsung dari mulut teman lama Loew, Roland Eitel, seperti dikutip dari Ozy.

"Para pemain menghormati dia (Loew) karena dia memperlakukan pemain seperti orang dewasa. Ia tidak pernah memberi komando pada para pemain. Ia senang berdebat dan mendengarkan pemainnya, serta memandang suatu masalah dari segi pandang berbeda," ujar Eitel.

Kepribadian Loew yang menghormati pemainnya itu berdampak pada performa Jerman di Piala Eropa 2016. Buktinya, langkah Jerman di bawah kendali Loew belum terhenti.

Loew bahkan sukses membawa Jerman mengalahkan Italia untuk kali pertama di turnamen internasional. Salah satu kuncinya adalah dengan mempercayai pemain 21 tahun, Joshua Kimmich, menjadi salah satu algojo.

Jerman pun melenggang ke babak semifinal, menanti Perancis yang juga mampu menjinakkan kuda hitam Islandia dengan skor 5-2, kemarin (3/7).

Jika keberuntungan turut menyertai, Loew takkan sulit membawa Jerman melaju hingga laga pamungkas. Lalu, mampukah pelatih yang hobi mengebut di jalan raya itu memacu mesin Der Panser hingga meraih trofi Piala Eropa 2016? Patut dinanti.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER