Jakarta, CNN Indonesia -- Kegagalan Jerman menyandingkan gelar Piala Dunia 2014 dengan Piala Eropa 2016 masih menyisakan sejumlah persoalan, di antaranya adalah soal lini depan.
Jerman menjadi tim dengan rataan penguasaan bola tertinggi di Piala Eropa dengan 61,3 persen. Namun skema permainan itu tak bisa dimanfaatkan untuk mencetak gol.
Dari enam pertandingan
Der Panser hingga semifinal, mereka hanya bisa mencetak tujuh gol atau rataan 1,16 gol pertandingan. Nilai ini jauh tertinggal dari Perancis dengan 1,8 gol per pertandingan.
Salah satu masalah paling kritis adalah semakin menghilangnya ujung tombak mumpuni Jerman. Pelatih Joachim Loew hanya membawa Mario Gomez, Leroy Sane, Lukas Podolski, dan Thomas Mueller ke turnamen empat tahunan kali ini.
Dari keempat nama tersebut, hanya Gomez yang menyumbangkan gol yaitu sebanyak dua kali. Ketika ia ditarik keluar karena cedera dalam laga perempat final melawan Italia, Jerman pun mengalami masalah besar.
Satu sorotan patut diarahkan pada Thomas Mueller. Berbeda dengan Podolski dan Sane yang jarang dimainkan, Mueller bermain di setiap laga Jerman sebagai pemain inti, tapi tak bisa menjebol kiper manapun.
Mueller bukannya tak terlibat dalam serangan Jerman. Ia tercatat sebagai penyerang dengan total sentuhan bola di area lawan terbanyak di Piala Eropa dengan 44 kali. Nilai ini bahkan lebih tinggi ketimbang penyerang Perancis, Antoine Griezmann (39 kali), atau Nani (38) dari tim Portugal yang bermain di partai final.
Mueller juga menjadi pemain Jerman dengan rataan tembakan per pertandingan terbanyak di Piala Eropa sebanyak 3,3 kali per laga. Hanya saja, tak ada tembakannya yang efektif untuk menguji kiper lawan.
Catatan Mueller ini 'disempurnakan' dengan kegagalannya ketika menjadi algojo dalam drama adu penalti di partai perempat final melawan Italia. Bola sepakannya mampu diantispasi dengan baik oleh Gianluigi Buffon.
Sebagai catatan tambahan, Mueller juga belum pernah mencetak gol sama sekali dalam keikutsertaannya di Piala Eropa.
Karena itulah, jika Jerman ingin mengulangi prestasi mereka menjadi juara pada 1996 silam, maka sektor depan menjadi pekerjaan besar yang harus diselesaikan.
(vws)