Jakarta, CNN Indonesia -- Seluruh konser Lana Del Rey untuk promosi keliling Eropa, dibatalkan. Itu telah disampaikan secara resmi oleh Lana. Alasannya berhubungan dengan kesehatan, namun tidak dijelaskan secara detail.
“Untuk alasan kesehatan, artis kami membatalkan aktivitas promo yang dijadwalkan di Eropa dalam beberapa hari ke depan,” perwakilan Universal, label musik Lana, menyampaikan pada Senin (15/9).
Salah satu jadwal yang tidak dihadiri Lana, adalah penampilan di salah satu radio, Selasa (16/9) kemarin. Penyanyi 29 tahun itu juga membatalkan dua konser di Paris, untuk penggemar radio.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minggu ini, seharusnya Lana juga hadir di Music Midtown Festival di Atlanta. Bersama Eminem, Jack White, John Mayer, Lorde, dan Iggy Azalea ia juga dijadwalkan tampil di konser di Piedmont Park.
Entah apa yang menimpa Lana, dan kapan ia bisa pulih kembali. Yang jelas, situs pribadinya menulis dua konser di Texas dan Mexico City, yang dijadwalkan berlangsung pada awal Oktober mendatang.
Seluruh kegiatan itu untuk mempromosikan album baru yang dirilisnya Juni lalu,
Ultraviolence. Album itu langsung menjadi nomor satu di 12 negara di Amerika Serikat dan Inggris Raya.
Ultraviolence sendiri merupakan album ketiga Lana. Debutnya diawali tahun 2010, saat ia merilis album seperti namanya sendiri:
Lana Del Ray. Tahun 2012, Lana merilis album kedua,
Born to Die.
Menyanyi sejak kecilKesuksesan Lama berawal dari permintaan seorang pamannya untuk bermain gitar. Sejak memegang alat musik petik itu, Lana berpikir ia bisa membuat jutaan lagu hanya dari enam kunci nada.
Tidak sekadar membual, Lana sungguh melakukannya. Lepas dari penyanyi gereja, ia banyak pentas di kelab malam, dengan berbagai nama panggung. Itu masih berlanjut sampai usia ke-18.
“Aku selalu menyanyi, tapi tak pernah menekuninya dengan serius. Saat ke New York City di usia 18, aku mulai bermain di kelab di Brooklyn, dan punya beberapa teman. Itulah masanya,” Lana pernah berkata dalam sebuah wawancara biografi dengan
Vogue.
Dua tahun kemudian, ia sudah rekaman. Tujuh lagu dalam satu mini album, atas nama Elizabeth Woolridge Grant. Itu merupakan nama asli Lana. Mini album itu di bawah naungan label Amerika.
Talentanya makin menonjol setelah Lana terlibat Williamsburg Live Songwriting Competition. Ia bertemu pihak label, dan hanya butuh waktu setahun untuk menandatangani kontrak senilai US$ 10 ribu (hampir Rp 120 juta).
Bersama produser David Kahne, ia merilis
Kill Kill. Itu merupakan mini album berisi tiga lagu, yang muncul tahun 2008. Dua tahun setelah itu, Lana merilis album sendiri dan mengubah namanya.
Kerja keras Lana membuahkan beberapa penghargaan. Ia memenangi Q Awards untuk kategori Best New Thing dan GQ Awards untuk Woman of The Year. Penghargaan BRIT Awards juga diterimanya dua kali, untuk International Breakthrough Act dan International Pop Female Solo Artist.
Lana juga Berjaya di EMA, untuk kategori Best Alternative Act. Namanya pun pernah dinominasikan di Grammy Awards ke-56, untuk kategori Best Pop Vocal Album (
Paradise) dan Best Song Written for Visual Media (
Young and Beautiful). Tak hanya itu, Lana juga eksis di dunia perfilman.
Ia pernah membintangi film pendek
Poolside (2010) dan
Tropico (2013).
PencanduSoal kesehatan, seperti banyak selebriti lain, Lana punya masalah dengan alkohol. Ia mulai kecanduan sejak usianya masih sangat muda. Ia masuk sekolah asrama untuk pencandu, di usia 15.
“Aku seorang pencandu berat saat itu. Aku minum (alkohol) setiap hari, dan sendiri,” ungkapnya dalam wawacara dengan majalah
GQ, tahun 2012. Salah satu albumnya,
Born to Die, banyak dipengaruhi alkoholisme Lana. Ia mengatakan, alkohol adalah hal pertama yang dicintainya.
“Orangtuaku khawatir, aku pun begitu. Aku tahu itu masalah, saat aku menyukainya ketimbang melakukan segala hal lain,” tutur Lana lagi. Ia mengaku, awalnya menyenangkan menyadari bahwa ia punya sisi gelap. Namun kelamaan, ia sadar sisi itu ingin terus menang dan mendominasi.
“Adalah sebuah jalan hidup yang sungguh berbeda, saat kau tahu dirimu adalah orang yang berbeda. Itu adalah hal terburuk yang pernah terjadi sepanjang hidupku,” ucapnya dengan keluh.