Ananda Sukarlan Siap Gelar Konser Tunggal

CNN Indonesia
Jumat, 12 Sep 2014 14:37 WIB
Ananda Sukarlan yang baru saja menerima penghargaan tertinggi ‘Dharma Cipta Karsa’ dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bulan Juli kemarin, bakal menggelar pertunjukan piano tunggal pada 20 September mendatang.
Ananda Sukarlan (Karina Armandani/CNN Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Budaya Eropa tidak membuat Ananda Sukarlan lupa akan baktinya pada tanah air, sejak tahun 2007 ia membuat Rapsodia Nusantara pertamanya yang menunjukkan identiasnya sebagai pianis Indonesia.

Ananda Sukarlan yang baru saja menerima penghargaan tertinggi ‘Dharma Cipta Karsa’ dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bulan Juli kemarin, bakal menggelar pertunjukan piano tunggal pada 20 September mendatang di Titan Center, Bintaro.

Pada konser nanti ia akan membawakan karya terbarunya Variations on Ismail Marzuki's Rayuan Pulau Kelapa, beberapa Rapsodia Nusantara, dan sebuah karya klasik komponis Rusia Rimsky Korsakov Variations on the theme B-A-C-H yang ditulis pada tahun 1878.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karya yang berasal dari abad 19 ini sudah lama hilang dan baru ditemukan lagi tahun 1979. Namun karya ini belum banyak dimainkan dan baru dibawakan di Eropa dan Rusia. Konser tunggal Ananda nantinya akan menjadi penampilan pertama karya Korsakov di Asia, khususnya di Indonesia.

Konser ini juga akan menampilkan paduan suara Voice of Indonesia dan dua pemain harpa Indonesia Jessica Sudarta dan Lisa Gracia Supadi sebagai penampilan pembuka.

Rapsodia Nusantara

Berada di Eropa sejak tahun 1987 untuk belajar dan berkarya, Ananda merasa bahwa sebagai pianis Indonesia ia harus mencari jati dirinya.

“Bisa memainkan karya Beethoven dan Mozart memang harus tetapi membawakan karya yang menunjukkan identitas saya sebagai orang Indonesia adalah sesuatu yang menarik di sana,” katanya, saat ditemui di Pacific Place, Jakarta, Kamis (11/9).

Ananda menyatakan bahwa sebagai perantau yang berkarya di negeri orang tentunya ia harus menunjukkan identitasnya sebagai orang Indonesia. Menurutnya banyak orang Eropa yang ingin melihatnya menampilkan karya-karya yang berasal dari negara sendiri, bukan dari negara mereka.

Adanya ‘Hungarian Rhapsody’ membuat Ananda bertanya-tanya bagaimana jika Indonesia punya Rapsodianya sendiri. Akhirnya di tahun 2007 Ananda membuat Rapsodia Nusantara pertamanya yang juga sebagai pemenuhan permintaan untuk membawakan lagu saat pelantikan Fauzi Bowo waktu itu.

Sampai saat ini Ananda sudah mengumpulkan 33 Rapsodia Nusantara dan 15 Rapsodia sudah siap dimainkan. Rapsodia ini merupakan lagu-lagu daerah Indonesia seperti lagu Ampar-ampar Pisang, Jali-Jali, dan Yamko Rambe Yamko yang dibuat kembali oleh Ananda.

Mengumpulkan lagu-lagu daerah ini diakui Ananda sangat sulit dilakukan dengan terbatasnya dokumentasi yang dilakukan Indonesia.

Secara sengaja Ananda menamakan rapsodi ini Rapsodia Nusantara dan tidak diterjemahkan ke bahasa asing. “Saya ingin menunjukkan bahwa ini punya Indonesia, seperti 'nasi goreng' kenapa harus diterjemahkan menjadi fried rice” Ananda menjelaskan.

Ekonomi kreatif Indonesia belum dikembangkan

Pianis yang digelari 'one of the world's leading pianists' oleh Sydney Morning Herald ini memiliki kepedulian terhadap kondisi budaya Indonesia saat ini.

Sebagai salah satu pianis Indonesia ternama, sampai saat ini karya-karyanya masih disponsori oleh yayasan-yayasan asing salah satunya Beethoven Foundation, yang belum lama ini mensponsori penampilan Rapsodia Nusantara no. 11 di Argentina.

Menurut Ananda sebagai negara yang kaya dengan kebudayaan, Indonesia belum menonjolkan kekayaannya tersebut. “Pemerintah dan budaya berjalan masing-masing, padahal ekonomi kreatif kita harusnya dikembangkan,” katanya.

Ananda juga menaruh harapan besar pada presiden terpilih Joko Widodo untuk memajukan ekonomi kreatif Indonesia dan mengangkat kekayaan budaya yang Indonesia miliki.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER