Keputusan U2 membagikan gratis album terbarunya, Song of Innocence kepada pengguna iTunes menuai kritik tajam dari para pelaku industri musik. Sebab, strategi promosi itu dianggap telah merusak industri musik secara tidak langsung.
Salah satu kritikan pedas datang dari Entertainment Retailer’s Association (ERA), organisasi yang mewadahi pelaku distribusi industri hiburan berbasis di Inggris. Paul Quirk, Ketua ERA, menganggap kembalinya U2 ke industri musik tidak membawa keuntungan bagi para distributor.
“Menyebar album secara gratis seperti yang dilakukan U2 mengurangi nilai dari musik itu sendiri dan berisiko menjauhkan mereka dari 60 persen masyarakat yang tidak menggunakan iTunes,” kata Quirk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pilihan U2 membagikan albumnya secara gratis kepada sekitar 500 juta pengguna iTunes diseluruh dunia akan mengecewakan para penggemar yang memilih untuk membeli album fisik di toko-toko musik. Apalagi, di beberapa toko musik masih tersedia album U2 yang lain.
Quirk melanjutkan, cara menyebar musik secara gratis seperti yang dilakukan U2 akan merugikan musisi lain. “Jika salah satu band rock terbesar di dunia memberikan album baru mereka secara gratis, bagaimana bisa mengharapkan masyarakat mau membeli album musisi pendatang baru?” ungkapnya.
Sebelumnya, vokalis U2, Bono mengatakan pilihan jalur distribusi secara gratis disebabkan keinginan agar musik mereka menjangkau sebanyak mungkin pendengar. “Bekerja bersama Apple adalah sebuah gebrakan. Mereka selalu ingin melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya,” kata pria 54 tahun itu.
Merespons kontroversi yang menyelimuti pembagian album U2 secara gratis, pihak Apple akhirnya menyediakan fitur untuk menghapus album tersebut dari iTunes. Jika pengguna iTunes tidak menyukai album itu, mereka bisa menghapus sekehendak hati.
Tidak seperti di pembelian album lainnya melalui iTunes, album U2 terbaru yang sudah dihapus tidak dapat diunduh ulang. Artinya pengguna harus membeli kembali album tersebut jika ingin mendengarkan kembali.
Menanggapi kebijakan itu, Guy Oseary, manajer U2 mengatakan, pihaknya menyerahkan keputusan mempermudah menghapus album kepada Apple. “Album ini adalah hadiah dari Apple kepada pengguna, kalau mereka tidak menyukai hadiah itu mereka bisa menghapusnya,” kata Guy.
“Kami hanya ingin membagi album ini kepada sebanyak mungkin pendengar, kalau Anda tidak menginginkannya silakan dihapus,” ujar Guy menambahkan, seperti dalam The Guardian.