Bandung, CNN Indonesia -- Suara alunan lagu-lagu merdu dari benturan badan bambu mengalun memenuhi ruangan besar di Saung Angklung Udjo, Bandung. Saat itu, rumah angklung ini mengadakan perayaan Hari Angklung yang bertema "Angklung Pride 2014".
Perayaan ini merupakan bagian dari rasa bangga karena angklung sudah terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia milik Indonesia dari UNESCO sejak November 2010 lalu. Sebelum bicara panjang lebar tentang pelestarian budayanya, sudahkah Anda tahu bagaimana sebenarnya asal-usul angklung?
Instrumen ini sebenarnya memiliki sejarah panjang terkait dengan masyarakat Baduy. Instrumen ini disebut sebagai instrumen pusaka karena bunyinya yang dipercaya dapat mendatangkan Dewi Sri,sang dewi padi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Catatan tentang angklung ini dimulai sejak masa Kerajaan Sunda di abad ke-12 sampai abad ke-16. Angklung ini tercipta dari pandangan hidup masyarakat Sunda yang hidup dengan mengandalkan padi sebagai makanan pokoknya. Lama-kelamaan angklung dimainkan untuk menarik sang dewi turun ke bumi. Kedatangannya diyakini mampu membantu membuat tanaman padi mereka tumbuh subur.
Dalam perkembangannya, penggunaan angklung juga makin meluas. Angklung juga diklaim dibuat sebagai sarana untuk memberi semangat. Di masa Kerajaan Sunda, alat musik ini digunakan untuk memompa semangat rakyat saat bertempur melawan penjajah. Itulah sebabnya penjajah sempat melarang masyarakat untuk menggunakan angklung dan menyebabkan popularitasnya menurun. Pada saat itu, angklung hanya dimainkan oleh para pengamen untuk menarik perhatian orang-orang agar iba kepadanya.
Pengangkatan Derajat AngklungCerminan bahwa angklung sebagai musik pengamen akhirnya diubah pada tahun 1938. Daeng Soetigna membuat sebuah angklung modern. Angklung modern dapat dimainkan pada tangga nada diatonis. Hal ini dilakukan untuk mengangkat derajat angklung.
Sejak angklung dapat dimainkan dalam tangga nada diatonis, perkembangan alat musik tradisional dari bambu ini berjalan mulus. Angklung kini bisa memainkan aneka lagu, dari lagu daerah sampai lagu barat.
Kini, angklung tak lagi hanya dimainkan pengamen. Namun, derajat angklung kini sudah meningkat. Seniman, Udjang Burhan, berinovasi dengan memainkan angklung dapat dimainkan dalam band. Udjo Ngalagena, pemilik Saung Angklung Udjo juga berinovasi untuk memperkenalkan angklung lebih luas.
Meskipun Udjo Ngalagena tiada, anak dan istrinya masih melanjutkan inovasi angklung. Kini angklung tidak hanya dapat dimainkan dengan band saja, tetapi juga dimainkan sebagai orkestra bahkan dalam lagu Bohemian Rhapsody.
Salah satu inovasi baru yang memecahkan rekor baru-baru ini dengan memainkan 6.500 angklung di Australia adalah Angklung Toel, yang merupakan kumpulan angklung yang disusun dua baris dan digantung secara terbalik. Cara memainkannya sendiri cukup unik, mirip seperti memainkan piano yang hanya dengan menyentuhnya, angklung ini dapat menghasilkan suara.