Jakarta, CNN Indonesia -- Meninggalnya Philip Seymour Hoffman di tengah syuting
The Hunger Games membuat sutradara Francis Lawrence sempat kebingungan. Ia harus memutar otak, memikirkan bagaimana menyambung produksi film yang masih membutuhkan kehadiran Hoffman.
Saat pemutaran perdana
The Hunger Games: Mockingjay Part 1 di London, 10 November lalu, teka-teki itu terjawab sudah. Francis mengatakan, tim produksi sama sekali tidak menggunakan teknologi seperti CGI untuk memanipulasi sosok Hoffman di film.
Mengutip
Digital Spy, Francis mengakui kematian Hoffman menimbulkan pengambilan keputusan yang berat. Tapi ia memutuskan, Plutarch Heavensbee, karakter yang dimainkan Hoffman akan dikurangi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Francis tak ingin menggunakan teknologi canggih, karena menurutnya itu akan menimbulkan kekacauan bagi kualitas filmnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan bakal menimbulkan banyak distorsi.
"Saya rasa, dia salah satu aktor hebat sepanjang masa. Dan saya rasa memalsukan penampilan Philip Seymour Hoffman akan menjadi bencana besar. Saya tidak mau melakukannya," kata Francis.
Dijelaskan Francis, saat meninggal, Hoffman menyisakan dua adegan dialog yang belum dilakukan. Alih-alih memanipulasi adegan itu dengan teknologi, Francis memilih mengubah skenario.
"Kami memutuskan tidak akan mencoba trik digital apa pun dengannya. Jadi kami menulis ulang adegan itu dan memberikan dialognya pada aktor lain," ujar Francis lagi. Menurutnya, itu cara terbaik membuat film adaptasi novel itu tetap 'utuh.'
Mengutip
CNN, Hoffman ditemukan meninggal di lantai kamar mandi apartemennya, 2 Februari lalu. Pihak berwajib menjelaskan, Hoffman meninggal karena over dosis campuran obat seperti heroin, kokain,
benzodiazepin, dan amfetamin.
Dalam
The Hunger Games, Hoffman memerankan Plutarch Heavensbee, penggagas permainan buatan The Capitol. Namun sejak T
he Hunger Games: Catching Fire, Plutarch menjadi penggagas pemberontakan. Perannya makin penting.