Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak memutuskan bubar, delapan tahun lalu, nyaris tak ada kiprah berarti dari personel The Corrs, kecuali Sharon Corr yang melakoni solo karier. Sementara ketiga saudaranya Andrea, Caroline dan Jim Corr, hanya diberitakan soal kehidupan pribadinya saja.
Semasa jaya, The Corrs, yang dibentuk pada 1990-an, pernah merilis lagu-lagu hits seperti
What Can I Do, Runaway, So Young, Radio, dan
Breathless, dengan total penjualan 45 juta album. Setelah berkarier selama 16 tahun, lalu bubar pada 2006.
“Saat The Corrs bubar, saya tak ingin berhenti begitu saja,” kata Sharon, suatu kali. “Saya tidak pernah berniat berhenti menyanyi, menulis lagu, menggelar konser, dan meraih lebih banyak penghargaan sebagai musisi.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sharon bersolo karier karena memang berniat menampilkan musik karyanya sendiri. Ia mengakui, bukan hal mudah bermusik seorang diri, setelah 16 tahun
nge-band bersama ketiga saudara kandungnya. “Tapi saya senang melakukannya. Rasanya ajaib.”
Pekan lalu, Sharon, melalui akun
Facebook-nya, mengabarkan pembatalan tur di Sao Paulo, Brasil, yang dijadwalkan Sabtu kemarin (22/11). Musisi serba bisa ini menunda konser hingga 13 Maret 2015, karena dirundung duka atas kepergian orang terdekat.
“Suami saya, Gavin Bonnar, kehilangan ayah kandungnya, pekan kemarin,” tutur Sharon kepada
Independent. Sharon punya kenangan manis tentang Bob Bonnar, sang mertua, “Ia pria terbaik yang saya kenal. Ia sangat sayang keluarganya.
I loved him dearly.”
Sharon menunda segala kegiatan di ranah hiburan setidaknya sampai akhir tahun ini. Sebagai solois, ia sudah merilis album
Dream of You (2010) dan
The Same Sun (2013). Lagu-lagunya sarat melodi
idiosyncratic layaknya karya Joni Mitchell dan Carole King.
Lagu-lagunya ditulis dan direkam saat ia tengah mengandung anak pertama dan kedua. Sharon menyatakan ingin terus menulis lagu. “Soalnya kalau sampai berhenti menulis lagu, nantinya bakal kagok.” Maka lahirlah lagu-lagu seperti
Sun dan
Take A Minute.
Begitu mendapat ide, Sharon langsung merekamnya begitu saja dengan kaset, setelah itu barulah diaransemen ulang bersama produsernya. Dengan nada canda Sharon mengungkap, demo lagu-lagunya “berisik,” ditingkahi suara tangis bayi atau barang jatuh.
Sharon tampak menikmati perjalanan kariernya sebagai solois. Di akun
Facebook-nya, ia memamerkan sebuah artikel tentang bus bergaya
gypsy yang ditumpanginya bersama sepuluh orang kru selama tur konser.
Selain gitar, Sharon juga membawa serta biola kesayangan buatan Jerman yang sudah berusia 30 tahun. Sampai sekarang, ia masih memainkannya di atas panggung. Jadwal tur konser Sharon sudah penuh sampai pertengahan 2015.