KONSER MUSIK

Iskandar Widjaja dan Alunan Biola yang Menyihir

CNN Indonesia
Jumat, 28 Nov 2014 18:04 WIB
Violis muda Iskandar Widjaja-Hadar sukses menyihir penonton lewat alunan lagu-lagu klasik dan lagu modern yang dihadirkan lewat gesekan senar biolanya.
Iskandar Widjaja dalam konser Musik yang Membebaskan (CNNIndonesia/Christina Andhika Setyanti)
Jakarta, CNN Indonesia -- Alunan melodi indah yang menyayat hati memecah keheningan malam. Jari-jemarinya menari lincah memetik senar biola di pundaknya. Seakan larut dalam sayatan melodinya, wajahnya tertunduk, gerakan tubuhnya melambat dan sesekali matanya terpejam.

Dalam iringan melodi lagu River Flows in You milik Yiruma, sosok Iskandar Widjaja-Hadar larut dalam permainannya. Balutan irama lagu yang sendu dan totalitas permainannya seolah menyihir semua penonton yang hadir untuk ikut dalam tiap nafas gesekan biolanya.

Sebuah gesekan panjang busur biola diambilnya sebagai pertanda permainannya di lagu tersebut selesai. Tepuk tangan penonton pun bergemuruh di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (27/11). Iskandar sukses menarik perhatian tamu undangan dan warga sekitar untuk menikmati konser amal "Musik yang Membebaskan" bersama Jakarta Philharmonic Orchestra dan Ciliwung Merdeka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanpa jeda, violis kelahiran Berlin, Jerman ini kembali menggesek biolanya dan memainkan lagu indah dari Yiruma, Kiss in the Rain.

Usai lagu kedua, Iskandar menyapa penggemarnya. Ia bercerita tentang sekelumit "kisah cintanya". "Cinta dalam hidup saya adalah biola. Saya sudah bersamanya sejak usia empat tahun," katanya dalam bahasa Inggris yang kental.

Sang ayah Ivan Hadar, sempat bercerita tentang awal mula anaknya berlatih biola. "Dia suka biola sejak usia empat tahun. Ketika tertarik, dia belajar dengan menggunakan metode suzuki. Yaitu dengan memperdengarkan alunan musik-musik biola saja," ujar Ivan "Beberapa hari kemudian, dia sudah tampil di panggung. Ini penting untuk membangun kepercayaan diri seorang anak."

Dalam kalimat pembukaannya, Iskandar sendiri mengatakan kalau lagu yang awal yang dipelajarinya adalah lagu-lagu klasik. "Sekarang saya akan mempersembahkan kepada Anda semua, lagu-lagu klasik, sebuah lagu Sonata dari Mozart," ujarnya.

Kali ini ia berkolaborasi dengan pianis Christine Utomo, untuk memainkan dua lagu klasik yang berkelanjutan, Allegro con Spirito dan Allegro. Kolaborasi keduanya menghasilkan sebuah harmoni yang menyejukkan. Denting piano yang mengalun dari jemari Christine seolah menyatu dengan gesekan biola Iskandar.

Iskandar tak hanya "sok" suka dengan lagu klasik. Lebih dari itu, ia nyatanya punya misi di balik kegemarannya memainkan lagu klasik ini. "Saya memainkan musik klasik ini untuk membantu anak-anak lebih terbuka dan mau menerima jenis musik ini," ucapnya.

Iskandar Widjaja dan Christine Utomo


Penghayatan total

Dalam balutan busana sederhana, musik-musik yang ditampilkan nyatanya tak sesederhana itu. Selain musik klasik, Iskandar juga piawai menggerakan jemarinya untuk mengalunkan melodi musik modern.

Musik yang membebaskan tak hanya menjadi sebuah tema dalam konser. Kebebasan bermusik nyatanya juga "dianutnya" dalam setiap permainannya. Lagu populer milik Christina Perri, A Thousand Years yang dimainkannya kala itu membuat nuansa konser menjadi lebih romantis.

Udara yang semakin memanas dan keringat yang membasahi wajahnya tak menghentikan semangatnya untuk bisa menyihir penonton. Seakan tak kenal lelah, jemarinya justru melahirkan irama musik yang menggelegar. Single lagu Burn miliknya pun mulai mengalun. Irama yang berawal sendu berubah jadi bersemangat.

Sesuai judulnya, lagu ini makin membakar semangat dan totalitas penghayatannya. Tubuhnya otomatis mulai bergerak seiring energi yang disalurkannya ke tangannya. Ekspresi wajahnya menengang seolah ingin berkata-kata. Tanpa disadari, gerakan tubuhnya makin cepat seiring tempo lagu yang juga semakin cepat. Tak ada lagi yang bisa mengganggu dirinya di dunianya. Gairah dan semangatnya terbakar.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER