Jakarta, CNN Indonesia -- Lama melanglang buana di industri musik selama 18 tahun membuat Sheila on 7 kenyang pengalaman bermusik, termasuk dalam hal metode rekaman. Dari sisi musikalitas, di album terbarunya, band asal kota Yogyakarta ini berusaha bernostalgia kembali ke masa-masa awal terbentuk So7.
Gitaris So7, Eross Candra, menjelaskan tahun 1999 saat pertama kali rekaman So7 masih menggunakan teknologi rekaman analog dengan pita kaset. Lalu sejak album kedua hingga album
Berlayar (2011), So7 memaksimalkan teknologi perekaman secara digital. Saat membutuhkan suara tambahan guna memperkaya lagu, hal itu dengan mudah dilakukan melalui bantuan teknologi. Namun kini, Eross ingin kembali lagi menggarap lagu secara lebih sederhana.
"Sampai akhirnya kami jenuh dan berusaha memposisikan diri seperti kembali ke zaman dulu," kataa Eross saat acara peluncuran album
Musim Yang Baik di Hard Rock Cafe, SCBD, Rabu (10/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di album baru ini, So7 berupaya memaksimalkan formasi empat personel tanpa tambahan suara gitar untuk memperkaya lagu. Diakui oleh Eross pada album sebelumnya, ia menambahkan suara instrumen gitar lain agar musik So7 terdengar lebih 'penuh'.
"Sejak Sakti keluar, saya selalu usahakan untuk mengisi kekosongannya, tapi sekarang ingin benar-benar berempat saja. Kalau ada bagian yang susah dimainkan pas
live ya kami tidak masukkan di lagu," ucapnya.
Meski begitu vokalis So7, Akhiyat Duta Modjo atau yang akrab disapa Duta, tetap menjanjikan hal yang berbeda di setiap penampilan
live mereka.
"Dari segi bunyi-bunyian di album sama
live mungkin sama, tapi dari segi aransemen pasti berbeda. Kalau mau sama buat apa nonton
live mending dengerin CD saja," kata Duta.
(Baca juga:
Sheila on 7 Luncurkan Album Baru)