JAZZ @KOTA TUA

Lantunan Jazz yang Mulai Membumi

CNN Indonesia
Sabtu, 13 Des 2014 16:20 WIB
Jazz 'blusukan' menyentuh masyarakat awam. Hari ini, Sabtu (13/12) sehari penuh festival jazz digelar di Kota Tua. Itu satu cara meruntuhkan eksklusivitasnya.
Jakarta Jazz Festival 2014 di perkampungan Betawi, Setu Babakan (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lantunan musik jazz bakal memanjakan kuping para pengunjung Kawasan Kota Tua Jakarta, sepanjang hari Sabtu (13/12). Festival Jazz @Kota Tua digelar mulai pukul 09.00 hingga 24.00 WIB. Panggung didirikan di halaman Museum Fatahillah.

Menurut Dwiki Dharmawan, musisi jazz yang juga penggagas Jazz @Kota Tua, acara itu tidak hanya digelar sebagai pentas hiburan semata. Ia juga ingin musik yang warisan seni itu dekat dengan sejarah.

"Di sini tempat warisan sejarah. Ke depan kawasan ini selain menjadi tempat belajar sejarah juga dapat dipakai sebagai lokasi pagelaran seni budaya," kata Dwiki kepada CNN Indonesia, saat ditemui di sela-sela acara Jazz @Kota Tua, Sabtu (13/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dwiki, ada tiga hal yang ingin ia perkenalkan kepada masyarakat melalui hajatan ini. Mengenalkan museum melalui jazz, mengenalkan jazz melalui museum, dan mengenalkan jazz melalui festival.

Dwiki sebenarnya telah mencetuskan ide itu sejak tujuh tahun lalu. Namun karena masalah teknis seperti pendanaan dan perizinan, festival jazz itu baru dapat diselenggarakan di penghujung tahun 2014.

"Dulu saya sempat bilang ke Fauzi Bowo, beliau setuju tapi ada kendala teknis. Tapi tidak apa-apa, kami akan canangkan ini sebagai festival tahunan," katanya.

'Blusukan' jazz

Adanya Jazz @Kota Tua menyusul pergelaran-pergelaran jazz di tempat terbuka lain yang mulai marak. Festival jazz banyak digelar di lokasi-lokasi 'tak lazim'. Di Yogyakarta misalnya, Ngayogjazz digelar di daerah perkampungan.

Belum lama ini, festival jazz juga digelar di gunung serta di pantai. Terakhir di kota Solo, juga diselenggarakan festival jazz yang berlokasi di Benteng Vastenberg.

Menurut Dwiki pribadi, festival jazz yang bergerilya ke berbagi tempat itu memberikan nuansa berbeda bagi musisi.

"Suasana dan ambience yang berbeda itu, selain menginspirasi musisi jazz sendiri, juga para penonton," tuturnya.

Ia pun tak menampik, turba ala musik jazz itu suatu bentuk mengurangi eksklusivitas. Selama ini, jazz memang dianggap musik yang segmented. Ia dicap berkelas dan hanya dimainkan di panggung-panggung tertentu. Penggemarnya pun terbatas.

"Iya, betul itu," kata Dwiki saat ditanya soal eksklusivitas jazz dan upayanya untuk membumi.

Semakin maraknya festival serupa, juga menjadi ajang regenerasi musisi jazz. Dwiki, yang juga bertindak sebagai kurator festival Jazz @Kota Tua, sengaja menampilkan musisi-musisi muda di pergelaran itu.

"Di sini banyak anak muda, festival jazz itu juga sebagai sarana regenerasi musisi," ujarnya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER