KABAR MUSISI

Bruno Mars & Mark Ronson Sukses Bangkitkan Nada Retro

CNN Indonesia
Rabu, 17 Des 2014 21:02 WIB
Mendengarkan lagu ini tak ubahnya mendengar lagu milik James Brown, Michael Jackson atau Prince pada era ’70-’80-an.
Penampilan musisi Bruno Mars. (Reuters/ Carlo Allegri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Baru sebulan dirilis, lagu Uptown Funk dari Mark Ronson dan Bruno Mars sudah merajai tangga lagu dunia. Radio-radio memutarnya tanpa kenal waktu: pagi, siang, malam. Video musiknya yang ditayangkan di YouTube sudah dipirsa hampir 33 juta kali.

Uptown Funk diciptakan oleh Ronson yang memang dikenal piawai meramu nada-nada retro. Mendengarkan lagu ini tak ubahnya mendengar lagu milik James Brown, Michael Jackson atau Prince pada era ’70-’80-an.

Sebagaimana dilansir laman The Vine Australia, Uptown Funk layak disebut “killer pop for 2014.” Nuansa jadul di lagu ini berhasil dihidupkan oleh Mars yang luwes mengadaptasi vokal sekaligus gaya Brown, Prince maupun Jackson.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika disimak lebih seksama, Uptown Funk memang mirip lagu Head milik Prince era ’80-an dari segi tempo maupun rasanya. Ritme gitar serta lengkingan terompetnya mirip lagu-lagu Brown era ’70-an seperti Soul Power, Hot Pants, dan Living In America.

Meski terdengar jadul, toh Uptown Funk mampu merajai tangga lagu dunia. Artinya, penikmat musik masa kini tak keberatan “menelan” lagu yang mendapat pengaruh irama lawas. Di Australia sendiri, lagu ini paling sering diputar.

“Lagu ini benar-benar materi terbaik yang pernah saya kerjakan,” kata Ronson kepada laman Billboard. “Saya tahu, lagu ini bakal jadi salah satu favorit Bruno.” Butuh enam bulan bagi Ronson untuk memastikan kerja samanya dengan Bruno Mars.

Ronson telah lama menjadi DJ di klub-klub di New York, AS. Menurutnya, lagu-lagu R&B, soul, disco, funk, yang beredartak memiliki greget. Sampai suatu kali, ia mendengar lagu Mystikal dari Bruno Mars, dan lantas memfavoritkannya.

Kehadiran Mars memang berhasil mengangkat pamor Uptown Funk yang liriknya dinilai tak bermakna. Namun begitulah adanya produk ranah pop. Selama lagu dipoles dengan baik, dan dibawakan dengan sangat menarik, penikmat musik punya alasan untuk menyukainya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER