Jakarta, CNN Indonesia -- Lagi-lagi
The Raid 2: Berandal menorehkan kebanggaan bagi dunia perfilman Indonesia. Film garapan Gareth Evans itu masuk 10 Film Terbaik 2014 versi situs film besar IMDb. Film itu bersanding dengan film Hollywood lain seperti
Interstellar, Boyhood, Gone Girl, Guardians of the Galaxy, X-Men: Days of Future Past, Edge of Tomorrow, dan
The Fault in Our Stars.
The Raid 2: Berandal menempati posisi ke-tujuh dengan nilai 8,1 dari angka sempurna 10.
Menurut pengamat film Adrian Jonathan Pasaribu, itu karena
The Raid 2: Berandal mampu menembus pasar Amerika. "IMDb itu kan berbasis
vote, kebanyakan oleh orang Amerika. Film kita yang punya peluang diputar di sana ya cuma
The Raid," ujar Adrian saat dihubungi CNN Indonesia melalui telepon pada Senin (5/1).
The Raid 2: Berandal memang dilirik produser Amerika setelah film yang dibintangi Iko Uwais itu mendapat kehormatan diputar di Sundance Film Festival. Itu merupakan salah satu festival film terbesar di Amerika. Banyak distributor membidik film di sana, untuk dipasarkan di negara adidaya.
The Raid 2: Berandal ternyata sukses membetot perhatian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak semua film berhasil menarik produser dan distributor Amerika. Pertama, di Amerika film itu banyak, jadi
market untuk film luar sangat kecil. Jangankan Indonesia, film Eropa saja susah," ucap Adrian menjelaskan.
The Raid 2: Berandal, lanjutnya, termasuk satu dari yang sedikit itu. Sebab, produksi Merantau Films itu mampu memenuhi selera penonton Amerika.
Membuat film seperti itu, diakui Adrian tidak mudah. Film selalu dibuat dengan konteks. Menontonnya pun ada konteks tertentu. Sesuatu yang menggelikan di Indonesia misalnya, belum tentu lucu di Amerika, begitu pula sebaliknya.
"Selalu ada konteks budaya. Kalau dibawa ke budaya lain, belum tentu diterima," ia melanjutkan. Keuntungan
The Raid 2: Berandal, imbuhnya, tidak terikat pada konteks tertentu. "Tidak butuh konteks budaya. Orang
berantem ya di
berantem aja," tutur pengurus Cinema Poetica itu. Film lain seperti horor atau drama, belum tentu dimengerti secara universal.
Meski koreografi
The Raid 2: Berandal disebut-sebut menyuguhkan silat khas Indonesia, orang luar ternyata tak peduli. "Teman-teman saya yang nonton di sana, mereka enggak mau tahu itu. Pokoknya
berantem. Mau pakai Merah Putih
kek, apa
kek," ujar Adrian berseloroh.
(rsa/utw)