Jakarta, CNN Indonesia -- Taliban berhasil membuat sedih Britney Spears. Kelompok Islam fundamental di Afghanistan itu menembak mati mantan kekasih Britney, John Sundahl. Pria 44 tahun itu ditembak saat menerbangkan helikopter pribadinya dekat Kabul.
"John sedang dalam perjalanan dari Kabul saat dia ditembak dan meninggal. Kami dikabari Negara bahwa John telah meninggal, mereka bilang Taliban yang melakukannya. Ini mengerikan. Keluarga saya sangat sedih. Orangtua saya sudah tua jadi ini sangat buruk bagi mereka, dan bagi kami semua," kata Karl, saudara laki-laki John, dikutip Ace Showbiz.
Menurut Karl, kepergian sang kakak ke Afghanistan adalah untuk menolong negara yang berkonflik itu. "Menyedihkan, John pergi ke sana untuk memperbaiki negara itu. Dia selalu mencoba menolong orang. Dia bahkan sering berkata bahwa negara itu kacau," ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenazah John sudah dipulangkan ke Amerika Serikat dan dimakamkan dengan upacara ala Budha di Los Angeles, sekitar pekan lalu. Ia dilaporkan telah beberapa bulan bekerja sebagai kontraktor pribadi dan sering menerbangkan pesawat atau helikopter milik perusahaan melintasi zona-zona perang.
Diketahui, John pernah mengencani Britney setelah masa terpuruknya sekitar tahun 2007. Sehubungan dengan kematian sang mantan kekasih, Britney belum berkomentar apa pun. Tapi keluarga John yakin, kabar kematian itu juga menghancurkan sang pelantun
Toxic.
"Kami tahu Britney sedih juga. John masih berteman baik dengan Britney, dia berbicara pada Britney secara rutin," ujar Karl menambahkan. "Mereka memang berkencan sebentar, tapi setelah itu tetap berhubungan."
Mengutip Ace Showbiz, Britney dan John bertemu dalam sebuah acara Alcoholics Anonymous. John membantu bintang
Brave New Girl itu melawan ketergantungan terhadap alkohol.
"Saya bilang padanya, 'Jika kau tidak mau berhenti mabuk untuk dirimu, lakukanlah untuk anak-anakmu'," ujar John dengan mulia, saat diwawancara National Enquirer sekitar 2007.
(rsa/utw)