Jakarta, CNN Indonesia -- Aktris cantik Emma Watson punya tantangan untuk laki-laki di seluruh dunia. Pemeran Hermione Granger dalam
Harry Potter itu mengajak para pemuda untuk berbicara ketika perempuan direndahkan. Suami harus mendukung istrinya untuk menggapai mimpi. Pebisnis yang mementori perempuan harus berbagi pengalaman mereka.
Itu merupakan upaya Watson, yang dikenal sebagai duta keperempuanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), untuk mendapat lebih banyak laki-laki yang menyadari dan ikut memperjuangkan hak-hak perempuan. Dorongan itu disampaikan Watson pada Jumat (23/1) saat menghadiri pertemuan World Economic Forum (WEF) di Swiss. Ia meluncurkan fase berikutnya dari kampanye mendorong laki-laki bergabung dalam perjuangan kesetaraan hak serta gender.
Sejak pidato menggugahnya untuk kampanye HeforShe yang berlangsung September 2014, Watson mengaku ia sudah mendapat banyak dukungan dari figur publik seperti Hillary Clinton, Pangeran Harry, dan Uskup Agung Desmond Tutu. Kata Watson, pidatonya ditonton lebih dari 11 juta kali, dan diperbincangkan 1,2 miliar kali di media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Baca juga: Emma Watson Menggugah Persoalan Gender)"Saya bisa bernapas lega saat seorang penggemar mengatakan pada saya, sejak menontong pidato saya, dia menyetop dirinya sendiri untuk menjadi korban pemukulan ayahnya," ujar Watson. Kini, ia melanjutkan kampanyenya.
Jumat kemarin, sekaligus merupakan peluncuran IMPACT 10X10X10, proyek tahunan yang mencari komitmen konkret dari pemerintah, perusahaan, maupun universitas untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Menurut Kepala UN Women, Phumzile Mlambo-Ngcuka bayi perempuan yang lahir hari ini akan mencapai usia 80 sebelum dia hidup di dunia yang ideal untuk kesetaraan gender. Kecuali, seluruh pihak berperan melindungi perempuan.
Laki-laki juga harus berdiri untuk kesetaraan hak. "Perempuan tidak bisa sendiri memerangi kubu stereotip yang kental di masyarakat kita. Tapi bersama, perempuan dan laki-laki bisa membalik ketidaksetaraan," ucapnya, seperti dikutip Reuters. "Perlawanan mengakhiri ketidakadilan berbasis gender harus melampaui waktu. Itu tak bisa jadi perjuangan terbuka."
Selain dibantu Watson dengan kata-katanya yang sangat inspiratif, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga mengatakan kunjungannya ke India minggu lalu berhasil menambah anggota perjuangan. Ia 'merekrut' Perdana Menteri Narendra Modi, peraih Nobel Perdamaian Kailash Satyarthi, dan pemain kriket legendaris Sachin Tendulkar. Mereka berkomitmen untuk bergabung dalam kampanye HeforShe.
"Dunia kita tidak akan berubah sampai para lelaki berpikir berbeda tentang peranan mereka dan apa artinya menjadi pria. Kita bisa melakukannya dengan sukses, ketika kita mengajak laki-laki bicara pada laki-laki lain."
(rsa/utw)