7 DEKADE BOB MARLEY

Ras Muhammad 'Ngilmu' Reggae pada Imigran Jamaika

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 06 Feb 2015 18:35 WIB
"Saya harus meluruskan persepsi terkait reggae, dan salah satu tanggung jawab saya adalah dengan berkarya," kata sang duta reggae Indonesia.
Ras Muhammad belajar reggae dari native Jamaika di AS. (CNNIndonesia/Endro Priherdityo)
Jakarta, CNN Indonesia -- "Reggae yang memilih saya." Inilah kalimat pertama yang terucap dari sosok Muhamad Egar, atau yang lebih dikenal sebagai Ras Muhamad kepada CNN Indonesia mengenai langkah awal ia terjun ke dunia reggae.

Lahir pada 29 Oktober 1982 dari seorang pasangan ahli akuputur dan pegawai Kementerian Luar Negeri, hanya Ras Muhamad yang menjadi musisi di keluarganya.

Kepada CNN Indonesia Ras Muhamad mengisahkan kisah panjang perkenalan dirinya dengan musik Jamaika tersebut dan sejarahnya yang banyak disalahartikan oleh orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenal dari Imigran Jamaika

Meski lahir di Jakarta, tetapi Ras Muhamad tumbuh besar di Brooklyn, New York. Di Big Apple inilah, ia juga mulai mengenal raggae pada 1994 setelah ia mendengar dancehall raggae dan lagu pertama yang ia dengar adalah Champion milik Buju Banton.

"Awalnya saya kira rap atau hip-hop, tapi kemudian sepupu saya bilang itu reggae," ujar Ras.

Pria yang sejak umur 14 telah bergabung dalam sebuah band dan sering manggung ini semakin mengenal dan serius menjalani reggae setelah para imigran Karibia menunjukkan budaya asli raggae dan mendorongnya untuk membuat demo.

"Saya senang bisa menemukan wadah untuk berekspresi, karena saya punya kemampuan nge-rap, tapi saya tidak bisa disebut sebagai rapper, dan saya tidak suka dipanggil rapper," ia berkilah.

Budaya asli yang dikenalkan oleh para imigran Karibia tersebut adalah sound system culture. Ras menjelaskan musik Jamaika awalnya berasal dari budaya sound system yang mana diawali oleh seorang disk jockey (DJ) dan selector untuk memilih lagu.

Sang DJ inilah yang mengambil alih di antara jeda lagu dalam pesta-pesta masyarakat Karibia yang biasanya berlangsung hingga pagi hari. Hanya dengan dua speaker, satu DJ, satu toaster, dan selector mampu menghasilkan jenis hiburan lain yang berbeda dari ska yang saat itu tengah berkembang.

Dari Voicenote ke Album

Sejak didukung dan dikenalkan oleh imigran Karibia, Ras semakin giat berkarya. Demi menyalurkan bakatnya, ia sering merekam karyanya sendiri melalui aplikasi perekam suara di telepon genggamnya.

Hanya dengan melalui rekaman di telepon genggam, ia sanggup menghasilkan sepuluh lagu yang kemudian digabung menjadi sebuah album indie berjudul Declaration of Truths (2005) dan disebarkan dari tangan ke tangan dalam acara-acara sound system di New York.

Mulai menjajaki sebagai seniman, awalnya mendapat tentangan dari kedua orang tua Ras. Namun lambat laun mereka pun menyetujui jejak karier yang ditempuh lulusan Liberal Arts dari Borough of Manhattan Community College, New York tersebut.

"Kini kedua orang tua saya menjadi pendorong lahir dan batin saya dalam bermusik," ujar Ras.

Ras pun menggimbalkan rambutnya saat itu. Alasannya, bukan lantaran reggae, melainkan spiritual. Pria yang mengagumi penyanyi reggae asal Jerman, Gentleman ini memutuskan melanjutkan kariernya di Indonesia setelah ia lulus kuliah.

"Saya melihat reggae di Indonesia butuh sebuah kemajuan, apa yang saya dapat di New York mempelajari musik reggae dan rastafara ingin saya sebarkan di sini."

Mundur untuk Melangkah Lebih Maju

Sekembaliya dari New York ke Jakarta, tak lantas membuat karier yang telah Ras rintis sejak di Big Apple langsung berjalan. Dirinya menemukan fakta bahwa kondisi reggae di Indonesia banyak yang harus dibenahi.

Karena kondisi seperti itu, Ras memutuskan untuk membenarkan apa yang ia anggap sebagai kekeliruan dalam musik reggae. Menurut Ras, musisi reggae saat ia ke Jakarta pada 2005 masih merujuk pada reggae era Bob Marley.

Repotnya, apabila terdapat perbedaan dari sang ikon, maka dinilai bukan reggae, seperti yang diberikan pada Welcome to Jamrock karya anak mendiang Bob Marley, Damian Robert Jr. "Gong" Marley, yang rilis pada 2005.

"Penolakan dari komunitas reggae akibat pemahaman yang seperti itulah yang akhirnya membuat saya harus menjelaskan kembali tentang reggae dan menginspirasi album Reggae Ambassador," katanya.

Album yang rilis 2007 tersebut menimbulkan kontroversi di kalangan komunitas reggae, mulai dari musikalitas hingga penggunaan nama 'Ras Muhamad' yang ia kenakan. Akhirnya, dalam album tersebut, ia memberikan serangkaian kosakata dan filosofi yang berkaitan dengan reggae.

"Pendegar yang awam reggae di luar negeri lebih paham reggae dibanding yang menyebut dirinya pencinta reggae di Indonesia," ujarnya. "Bahkan komunitas hip-hop lebih memahami apa yang saya lakukan itu reggae."

Salah satu upaya penyadaran akan esensi reggae sebenarnya yang dilakukan oleh Ras dapat terlihat di video singlenya yang berjudul Musik Reggae Ini, di mana ia berkolaborasi dengan penyanyi hip-hop Saykoji dan mengenalkan "nyalakan api" yang memang menjadi budaya di Jamaika.

Deklarasi secara aklamasi sebagai duta reggae Indonesia diakui Ras Muhamad terinspirasi oleh band reggae asal Jamaika, Third World yang mengeluarkan lagu berudul Reggae Ambassador pada pertengahan 1980-an.

"Ini juga merupakan tanggung jawab di mana pun dan kapan pun saya harus meluruskan persepsi terkait reggae, dan salah satu tanggung jawab saya adalah dengan berkarya."

(Baca Juga: Ras Muhammad Bawa Reggae Indonesia ke Kancah Asia)

Meski kadang ia merasa lelah karena harus menjelaskan berkali-kali terkait reggae, namun ia menganggap semua itu adalah konsekuensi dari hal yang ia cintai.

Kini Ras Muhamad mulai menuai hasil jerih payahnya menjadi duta reggae Indonesia. Ia mengakui semakin lama pemahaman pecinta dan musisi reggae terkait musik mereka semakin membaik, begitu juga dengan musikalitasnya yang ia akui menjadi lebih dewasa ketimbang sebelumnya.

(vga/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER