THE GRAMMY AWARDS

Isu Sosial Membayangi Ajang Grammy Awards

Vega Probo | CNN Indonesia
Senin, 09 Feb 2015 14:05 WIB
Setiap acara penganugerahan penghargaan memiliki gregetnya masing-masing. Spesial di acara Grammy Awards, gregetnya terletak di isu sosial.
Lagu Glory garapan John Legend dan Common menyoroti isu hak asasi manusia. Sang penyanyi hadir di ajang Grammy bersama istrinya, Chrissy Teigen. ( REUTERS/Mario Anzuoni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring waktu, dunia dan seisinya, termasuk musik pop, terus berubah. Dinamika inilah yang direfleksikan di pergelaran ke-57 Grammy Awards tadi malam (8/2) di Staples Center, Los Angeles, AS. Demikian dikabarkan laman USA Today.

"Ada banyak pesan sosial" yang mengiringi aksi para penampil, kata petinggi Recording Academy Neil Portnow selaku panitia penyelenggara ajang tahunan bergengsi ini.

"Beda artis dan penulis, beda pula sudut pandang dan kepedulian mereka terhadap suatu isu," kata Portnow. "Kami ingin menebarkan pemikiran mereka dan menempatkannya sesuai konteks. Sangat penting bagi Recording Academy untuk menyoroti pemikiran para artis."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Glory, soundtrack film Selma, yang dibawakan John Legend dan Common bukan hanya terinspirasi sosok Martin Luther King Jr. yang menjadi subjek film tersebut. Lagu ini juga terinspirasi sejarah hak asasi manusia dan isu aktual, seperti Ferguson, korban salah sasaran tembak oleh polisi.

"Kepedulian terhadap perubahan sosial juga jadi isu hangat di ajang ini," kata Ken Ehrlich, produser eksekutif acara. Katy Perry, misalnya, menyanyikan lagu ballad yang emosional By The Grace of God yang meneriakkan "perjuangan wanita muda meretas aksi kekerasan seksual."

Lagu lain, seperti My Hometown milik Eric Church dan Happy milik Pharrell Williams, mungkin tidak secara terang-terangan merujuk isu sosial, "namun tetap mendapat porsinya di ajang Grammy," kata Ehrlich yang mengalami masa kecil pada era '60-an.

Sekalipun menjalani era yang berbeda, Ehrlich mengaku senang bergaul dengan artis muda masa kini. "Saya senang duduk bersama orang-orang seperti Ed Sheeran, Katy dan Beyonce untuk menyimak obrolan dan kepedulian mereka tentang dunia kita."

Ia menegaskan, tahun lalu, ajang Grammy juga menyampaikan pernyataan yang kuat melalui aksi Macklemore dan Ryan Lewis saat menyanyikan Same Love yang menampilkan seremoni pernikahan massal, baik kaum heteroseksual maupun homoseksual, yang melibatkan Queen Latifah.

Ehrlich menyatakan, stasiun televisi CBS yang menampilkan aksi tersebut, "sempat menerima protes, namun tak digembar-gemborkan. Kenyataannya, secara keseluruhan reaksi yang disampaikan sangat positif. Ini menyiratkan perubahan bersejarah dalam cara kita menerima kesetaraan."

Sesuai janjinya, tahun ini, tim Portnow menyuguhkan pertunjukan paling musikal sepanjang sejarah Grammy. "Kami bertarung fisik demi menyajikan musik hebat semampu kami." Sederet nama penampil, di antaranya AC/DC, Madonna, Sam Smith, Ed Sheeran, Ariana Grande, dan Usher.

Tak hanya menampilkan aksi ekletik, juga kolaborasi lintas generasi, seperti Hozier dan Annie Lennox,  Gwen Stefani dan Adam Levine, juga tentu saja Lady Gaga dan Tony Bennet. Kejutan lainnya, duet Sam Smith dengan Mary J. Blige.

(vga/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER