Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia tengah dibuai fenomena
Fifty Shades of Grey. Sejak novelnya muncul pada 2012, penulis E.L. James sudah langsung diprotes keras. Namun nyatanya, novel itu terjual lebih dari 100 juta kopi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kini, giliran filmnya yang mendapat cercaan.
Di tengah ancaman boikot karena terlalu sadis, porno, dan dianggap melecehkan perempuan,
Fifty Shades of Grey mendapat lebih dari US$ 80 juta atau Rp 1 triliun hanya dalam tiga hari di Amerika Serikat serta Kanada saja. Secara global, perolehannya bahkan lebih besar lagi.
Saya tidak akan memerosotkan kesenian, melainkan hendak melenyapkan pandangan-pandangan kolot yang masih terdapat dalam kesenian Indonesia.Nurnaningsih |
Meski begitu, penolakan terhadap film garapan Sam Taylor-Johnson masih berlanjut. Film yang dibintangi Jamie Dornan dan Dakota Johnson itu dilarang tayang di beberapa negara, termasuk Malaysia dan Indonesia. Kisah percintaan erotis ekstrem antara pengusaha kaya, Christian Grey dan Anastasia Steele, mahasiswi tingkat akhir Sastra, belum bisa diterima oleh budaya timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak banyak yang tahu, film Indonesia sendiri sebenarnya sudah akrab dengan erotika sejak tahun 1954. Adalah Nurnaningsih, aktris cantik kelahiran 5 Desember 1925 yang menampilkan tubuh telanjang di depan kamera kala itu. Ia berperan dalam film berjudul
Harimau Tjampa.
Nur memerankan seorang perempuan yang menjalin cinta dengan si pemeran utama, Lukman, yang dimainkan oleh Bambang Hermanto. Beberapa detik film garapan D. Djajakusuma itu menampilkan Nur yang telanjang dada. Ia langsung membuat heboh.
Terang saja, belum pernah ada aktris Indonesia yang seberani itu sebelumnya. Nur pun dianggap bom seks pertama di Indonesia. Namun ia berkilah, aktingnya adalah atas nama seni.
"Saya tidak akan memerosotkan kesenian, melainkan hendak melenyapkan pandangan-pandangan kolot yang masih terdapat dalam kesenian Indonesia," ujarnya kala itu sebagai pembelaan, seperti dikutip dari Wikipedia.
Meski kontroversial, nama Nur masih laris di dunia film. Di tahun yang sama, ia bermain dalam film
Klenting Kuning. Namun, kebanyakan filmnya sudah mulai diboikot di Kalimantan.
Pertengahan 1954, foto telanjang Nur beredar. Dibuat fotografer tak dikenal, foto itu membuat Nur harus menghadapi kepolisian. Awal Oktober, ia diinterogasi lantaran dianggap menyebarkan pornografi. Kasusnya pun diendus kejaksaan. Itu membuat pamor Nur perlahan meredup.
Ia sempat merilis film berjudul
Kebun Binatang pada tahun 1955, namun kemudian menghilang dari sorotan media. Nur masih melakoni peran di dunia seni. Ia pernah menjadi pemain sandiwara, seniman sketsa, juga penyanyi. Ia juga masih bermain dalam beberapa film, seperti
Djakarta, Hongkong, Macao, Bernafas dalam Lumpur, Remang-remang Jakarta, dan
Malam Satu Suro.
Karier Nur mulai surut tahun 1980-an. Perempuan asal Surabaya yang putus sekolah sejak kelas satu SMA itu mengembuskan napas terakhir pada 21 Maret 2004, pada usia 78 tahun.
Meski berakhir dengan nama yang kurang dikenal, Nur menorehkan sejarah soal erotika dalam film nasional. Sejak kemunculannya, film Indonesia mulai berani menampilkan perempuan seksi sebagai salah satu strategi jualan. Lekuk tubuh perempuan dibungkus beraneka cerita, mulai horor, drama, komedi, sampai kritik sosial.
Belahan dada, tubuh terbalut busana ketat, masih sering ditampilkan hingga kini, sementara Dakota Johnson dengan wajah terangsang dan tubuh terikat di ranjang, dilarang tayang.
(rsa/vga)