Jakarta, CNN Indonesia -- Menggelar sebuah konser tunggal merupakan salah satu pencapaian tertinggi bagi para musisi maupun penyanyi. Menjadi satu-satunya pusat perhatian, apalagi melihat semangat orang-orang yang datang hanya untuk menyaksikan penampilan mereka sungguh apresiasi yang luar biasa.
Banyaknya musisi tanah air yang menggelar konser tunggal belakangan ini, seperti menggairahkan industri musik Indonesia. Membuat masa depannya terlihat lebih cemerlang dengan banyaknya apresiasi yang datang.
Sebut saja konser Afgan beberapa waktu lalu, dan konser Tulus jauh hari sebelumnya, belum lagi konser penyanyi cantik, Raisa, yang sebentar lagi akan digelar, tak hanya membuat para penggemar bahagia dan industri musik bisa bernapas lega dengan kehadiran musisi-musisi muda ini melainkan juga membuat mereka merasa bangga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski konser tunggal yang sedang marak ini dianggap menjadi sebuah fenomena sesaat, namun menurut Tulus hal itu hanya kebetulan semata. "Mungkin hanya kebetulan saja beberapa musisi mengadakan konser tunggal. Bukan fenomena yang bagaimana-bagaimana, karena semua musisi pasti ingin membuat konser tunggal, pasti," kata Tulus ketika ditemui usai penampilannya di panggung Java Jazz Festival 2015, Sabtu (7/3) malam.
Baginya, sebuah konser tunggal merupakan salah satu pilihan ruang apresiasi untuk para musisi. "Buat saya pribadi konser hanya salah satu pilihan ruang apresiasi. Kita banyak ruang apresiasi kayak radio, itunes, banyaklah di internet ataupun panggung," ujarnya.
Namun, ia tak memungkiri, bahwa konser tunggal merupakan salah satu cara untuk mendapatkan apresiasi yang sangat menyenangkan. "Salah satu yang paling menyenangkan memang mengerjakan konser tunggal."
Ia menyampaikan, konser tunggal bisa memberikan energi lebih bagi para musisi untuk selalu memberikan yang terbaik. "Kalau di konser tunggal, kami merasakan energi orang-orang yang datang mau lihat kami. Orang-orang yang datang itu mau memberikan apresiasi terhadap musik kita itu energinya besar banget," pungkasnya.
Terkait dengan kualitas musisi lokal, Tulus pun mengakui kalau kualitas para musisi lokal tidak kalah dengan kualitas musisi mancanegara. Hal ini terlihat saat musisi Indonesia disandingkan dengan musisi mancanegara di ajang festival seperti Java Jazz ini. "Memang sudah selayaknya (disandingkan) karena musisi Indonesia kualitasnya sudah Internasional dan dunia harus tahu itu," ujarnya.
Bahkan ia juga tak memungkiri bahwa kualitas musisi Indonesia sama baiknya dengan musisi mancanegara. "Kualitasnya sama baik bahkan ada beberapa yang lebih baik."
Meski masih menjalani jalur independen di industri musik Indonesia, tak membuat Tulus ingin berpindah ke jalur mainstream. "Sampai sekarang masih independen dan mudah-mudahan independen terus."
Ia berujar, musisi independen Indonesia pun banyak yang sangat layak untuk didengarkan. Tidak kalah dengan musisi lainnya. Sebagai musisi independen, ternyata Tulus pun menggemari musik beberapa musisi indepanden lainnya. "Mocca saya lagi dengari setiap hari. Saya suka sekali Endah N Rhesa, saya suka sekali Bonita, Sarasvati, Bottlesmokers, banyak banget musisi independen Indonesia yang sangat layak didengarkan," ungkapnya.
(utw/utw)