Jakarta, CNN Indonesia -- Satu setengah abad setelah Lewis Caroll mempublikasikan
Alice in Wonderland, kisah bocah perempuan bersama kelinci ajaib yang menuntunnya ke lubang misteri itu kembali menghibur masyarakat. Kali ini bukan dalam bentuk film maupun animasi.
Si kecil Alice, yang menjadi salah satu dongeng anak paling populer, dipentaskan di atas panggung pertunjukan. Diberitakan Reuters, komposer kelahiran Korea Selatan yang berbasis di Berlin, Unsuk Chin, penulis lagu Amerika David Henry Hwang, dan sutradara Inggris Netia Jones memunculkan kembali memori tentang Alice.
Hanya saja, Alice kini bukan untuk anak-anak. Pertunjukan ditujukan bagi penonton dewasa, lewat pentas semalam yang tiketnya ludes. Mereka menggunakan gambar Alice yang dibikin tahun 1970 oleh karikatur Inggris Ralph Steadman. Gambar ditayangkan lewat layar video.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Opera yang dibuat tahun 2007 itu premiere di atas panggung Munich tahun lalu. Pertunjukan berlanjut di London, setelah membuat penonton bertepuk tangan di Los Angeles, pekan lalu.
Alice in Wonderland merupakan opera pertama Chin, yang disebut-sebut begitu mirip mewakili bukunya. Ia menyediakan pertunjukan yang cerdas dan berkesan, baik dari karakter maupun adegan.
Mengutip Reuters, pertunjukan itu dimulai dengan gemuruh bass yang lembut, yang disusul sentuhan kelincahan perkusi. Permainan musik berubah-ubah dari klasik sampai rap.
Adegan yang mengentak adalah saat si ulat bulu bertanya pada Alice, "Siapa kau?" Pertanyaan itu diiringi suara klarinet tunggal yang panjang dan menggugah. Karakter Alice dimainkan pemilik suara sopran dari Amerika, Rachele Gilmore. Dua jam penuh ia beraksi di panggung.
Gilmore tampil memukau. Ia membuktikan dirinya mampu mengambil suara dari tinggi ke rendah. Ia juga menampilkan perubahan fisik ekstrem. Pemeran kelinci putih Alice adalah Andrew Watts, dengan kepala berbulu di balik jasnya.
(rsa/vga)