The Magic Whip, Kisah Pasang Surut Pertemanan Blur

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Kamis, 26 Mar 2015 16:50 WIB
"Album ini seakan berkata 'maaf jika terjadi hal yang menyebalkan selama 20 tahun lalu,'" kata personel Blur tentang album baru The Magic Whip.
Ditanya mengenai lagu yang paling berkesan Graham Coxon menjawab lagu My Terracotta Heart. (Wikimedia Commons/Lola's Big Adventure)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sama seperti hubungan percintaan, membentuk sebuah band juga kadang ada suka dan dukanya. Kandasnya hubungan pertemanan juga pernah dirasakan oleh band sekelas Blur.

Pada 2003, sang gitaris, Graham Coxon, memutuskan untuk meninggalkan bandnya yang tengah menyusun album Think Thank.

Dan tahun ini, setelah reuni, Blur akan kembali merilis album baru berjudul The Magic Whip.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan album Think Thank, di album ini Coxon dan Albarn bersatu padu bersama personel lain demi membuat karya yang tidak kalah fenomenal.

Dalam wawancara yang dikutip dari NME, kemarin (25/3), Coxon membenarkan hal tersebut.

"Hubungan saya dan Damon kembali erat di album ini. Kami menyadari kalau pertemanan adalah segalanya," kata Coxon.

"Album ini seakan berkata 'maaf jika terjadi hal yang menyebalkan selama 20 tahun lalu,'" lanjutnya.

Ditanya mengenai lagu yang paling berkesan buatnya dalam album The Magic Whip, Coxon menjawab lagu My Terracotta Heart.

"Lagu itu bercerita mengenai hubungan saya dan Albarn," ujar Coxon.

Blur sudah mulai mempromosikan The Magic Whip. Pada 20 Maret lalu, mereka melakukan konser dadakan yang hanya dihadiri oleh 300 orang di sebuah klub kecil di London.

Selain membawakan lagu-lagu baru, Blur juga membawakan lagu lawas mereka yang berjudul Parklife sebagai penutup penampilan mereka malam itu.

Sebelumnya, beberapa lagu baru sudah Blur rills melalui YouTube, yaitu Lonesome Street, There are Too Many of Us dan Go Out.

[Gambas:Youtube]

(ard/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER