18 Tahun Padi dan Nostalgia Album Perdana

Vega Probo | CNN Indonesia
Jumat, 10 Apr 2015 12:15 WIB
Personel Padi mengenang kejadian "heboh" saat menggarap sampul album perdana Lain Dunia di kawasan Puncak, Bogor.
Kebersamaan personel Padi saat merayakan ulang tahun ke-17, pada 2014 lalu. (CNNIndonesia Internet/Dok. Padi/Facebook)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejenak lupakan kekisruhan yang menimpa personel Padi, beberapa waktu lalu. Karena pada pekan ini, grup band asal Surabaya, Jawa Timur, ini sedang bersuka cita merayakan 18 tahun kebersamaan mereka.

Andi Fadly Arifuddin (vokalis), Satriyo “Piyu” Yudhi Wahono (gitar), Ari Tri Sosianto (gitar), Rindra Risyanto Noor (bass), dan Surendro “Yoyok” Prasetyo (drum) membentuk Padi pada 8 April 1997 saat masih berstatus mahasiswa Universitas Airlangga, Surabaya.

Ucapan selamat ulang tahun pun berdatang dari segenap kawan. Salah satunya dari Pemimpin Redaksi Rolling Stone Indonesia Adib Hidayat. Di akun Facebook-nya, ia menampilkan foto personel Padi di kebun teh diiringi ucapan, “Selamat ulang tahun ke-18 PADI.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sontak personel Padi yang di-tag oleh Adib bersahutan memberikan komentarnya. Mereka saling bertukar cerita tentang suka duka menggarap sampul album perdana, Lain Dunia (1999), di sebuah perkebunan teh di kawasan Puncak, Bogor.

“Aku sama Ari paginya baru datang dari Stasiun Jatinegara, dijemput Piyu terus kami langsung ke Puncak. … Kalau di-zoom mungkin ada yang masih belekan dikit. Hahaha,” kata Rindra, sebagaimana dikutip Adib.

Rindra juga bercerita, mereka hanya sempat cuci muka di keran sebuah restoran sekitar Puncak. Apesnya lagi, mobil milik kakak Piyu yang mereka tumpangi mogok dan terpaksa diparkir di Polsek Cipanas. Lalu, mereka melanjutkan perjalanan naik angkot.

Tak lama, pemilik akun Piyu Alghani menimpali, menuliskan komentarnya, ”Belum mandi tuh mereka, kecuali gue yang wangi. Tapi karena dorong mobil keringetan juga. Jadinya impas sama-sama bau panas matahari. Hahaha!”

Secara detail, Piyu menceritakan kronologi peristiwa yang mengawali pembuatan sampul album perdana, pada 1999, bersama fotografer Firdaus Fadlil. Dari menjemput ketiga temannya di stasiun kereta, mobil mogok, sampai berpanas-panas di kebun teh.

“Pas muter-muter menuju lokasi kebun tehnya, mesin mulai panas dan… mogook! Kami dorong mobil, titip di Polsek. Baru lanjut naik angkot. Hahaha,” tulis Piyu. Tak cukup sampai di sini, “penderitaan” personel masih berlanjut di sesi pemotretan di kebun teh.

“Dan akting kami nahan panasnya matahari karena harus pose mata ngadep ke atas, itu yang enggak nahan,” ceritanya. “Setelah jadi hasil fotonya kami crop background-nya diganti cover langit Irlandia. Aslinya sih, kebun teh dan bukit-bukit di Puncak.”

Piyu juga menceritakan ikhwal posisi Fadly yang menjulang, “Oh ya, Fadly itu berdiri di atas kursi kecil supaya imbang.” Sontak pemilik akun Amank Syamsu pun menanggapi, “Terjawab sudah kenapa pose Fadly lebih tinggi, pakai kursi kecil ternyata.”

Fotografer Firdaus pun menuliskan memorinya, “Pada waktu yang dijanjikan mereka tidak datang tepat waktu, dan setelah lama ditunggu, Padi datang naik angkot butut dari Bogor, pagi itu. Ah, ternyata sekarang sudah 18 tahun lewat. Selamat ulang tahun, sahabat.”

Setelah merilis album perdana Lain Dunia, Padi mengestafetnya dengan album Sesuatu yang Tertunda (2001), Save My Soul (2003), Padi (2005), dan Tak Hanya Diam (2007). Semuanya di bawah label rekaman Sony BMG Indonesia.

Sepanjang kariernya, Padi meraih berbagai penghargaan, antara lain MTV Indonesia Awards 2005 kategori Most Favorite Group/Band or Duo, juga AMI Awards 2005 kategori Best Music Director–Pop Alternative, Best Arranger–Pop Alternative, Best Sound Engineer.

Kehebohan mengiringi momen pemotretan sampul album pertama Padi di kebun teh di kawasan Puncak, Bogor, pada 1999. (CNNIndonesia Internet/Dok. Padi/Facebook)




(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER