Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya 10 kursi saja yang tersisa, satu jam jelang pementasan
Opera Ular Putih oleh Teater Koma di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada malam Minggu kemarin (11/4).
“Banyak calon penonton sudah memesan jauh-jauh hari, dua minggu sebelum pertunjukan,” kata seorang petugas loket. Hal ini menunjukkan animo masyarakat terhadap aksi teater cukup tinggi.
“Weekend memang selalu ramai,” kata Ratna Riantiarno, saat ditemui CNN Indonesia di belakang panggung (11/4). “Biasanya pada Selasa atau Rabu, jumlah penontonnya tak sebanyak ini.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratna mengaku senang melihat animo masyarakat yang cukup tinggi, mengingat Teater Koma tak lagi sama seperti dulu. Kini, “didukung banyak pemain baru.”
Teater Koma didirikan Ratna dan Nano Riantiarno pada 1977.
Opera Ular Putih merupakan lakon ke-139 yang dipentaskan kelompok teater legendaris ini.
Dua dekade lalu, tepatnya pada 1994, Teater Koma telah mementaskan lakon
Opera Ular Putih, juga di Graha Bakti Budaya TIM. Kala itu, karakter Ular Putih diperankan Sari Madjid.
Opera Ular Putih mengisahkan tentang percintaan manusia Kohanbun dengan Tinio, jelmaan Ular Putih. Cinta mereka diretas oleh Pendeta Bahai, Peramal Gowi dan pasukan polisi langit.
Opera Ular Putih diangkat dari cerita klasik Tiongkok, Ouw Peh Coa, dan dipadu budaya Indonesia. Selain menyelipkan isu dan guyonan khas lokal, juga menyajikan ragam batik di kostumnya.
Beberapa penonton keturunan Tionghoa mengaku
Opera Ular Putih lebih kocak ketimbang versi layar kaca yang pernah ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta.
“Inti ceritanya sama, tapi yang sekarang lebih banyak variasi,
dipanjang-panjangin,” kata Lianawati, yang menonton bersama keluarga besar, termasuk orang tuanya.
Kesan serupa juga dirasakan Ratu Selvi Agnesia, yang menggeluti seni teater, “Konfliknya tak terlihat gereget, terlalu
dipanjang-panjangin. Tapi penonton tetap dapat pesan kebajikan.”
Terlepas dari durasinya yang terbilang lama—hampir empat jam—Selvi menuturkan, “Esensi tentang siluman atau manusia pas dengan konteks kekinian, walau temponya sangat lambat.”
Kini,
Opera Ular Putih memasuki pekan ke-dua pementasannya. Tuti Hartati, berperan sebagai Ular Putih alias Tinio, dkk siap menebar kebajikan: cinta, kesetiaan, pengorbanan, pengabdian.
(vga/vga)