Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan mainan Lego memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan kerjasama dengan perusahaan minyak dan gas Shell setelah mendapat tekanan dari kelompok lingkungan hidup Greenpeace.
Greenpeace baru-baru ini memang menyindir rencana pengeboran minyak Shell di Antartika dengan membuat video di Youtube berjudul
Everything is Not Awesome, kebalikan dari lagu di film
The Lego Movie (2014) yang berjudul
Everything is Awesome.
Dalam video yang sudah ditonton sebanyak 5,9 juta kali tersebut, Greenpeace membuat mainan Lego terendam oleh minyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagu latarnya pun bernada sedih. Di akhir video berdurasi dua menit itu, Greenpeace menulis pesan, “Shell membuat imajinasi anak kita terpolusi. Bergabunglah dengan petisi ini untuk membuat Lego mengakhiri kerjasama dengan Shell”.
Setelah video tersebut tersiar, pimpinan Lego, Jorgen Vig Knudstorp, lalu membuat pernyataan resmi mengenai pemutusan kerjasama mereka dengan Shell.
Sejak tahun 2011, mainan Lego memang dijual di stasiun pengisian bahan bakar gas Shell di 26 negara, termasuk Indonesia. Nilai kontrak tersebut diperkirakan sebesar US$100 juta.
“Kampanye Greenpeace menggunakan mainan Lego untuk memprotes kebijakan Shell. Kami tidak ingin terjebak dalam perselisihan tersebut,” kata Knudstorp dalam pernyataannya yang dikutip di situs resmi Lego.
Pimpinan Greenpeace Inggris, John Sauven, seperti yang dikutip dari
Guardian pada Rabu (15/4) mengklaim kalau kampanye video Lego mereka mendapat banyak dukungan dari masyarakat dunia.
Setelah Lego, Greenpeace juga menghibau agar Museum Sains London juga mengakhiri kerja sama mereka dengan Shell, karena diketahui Shell mensponsori pameran perubahan iklim di sana.
Mainan Lego yang dijual di stasiun pengisian bahan bakar gas Shell Indonesia berharga sekitar Rp 60.000 Rp 70.000. Mainan tersebut baru bisa dibeli setelah konsumen mengisi bahan bakar kendaraannya sebanyak 30 liter.
[Gambas:Youtube] (ard/ard)