Jakarta, CNN Indonesia -- Keikutsertaan Indonesia di ajang bertaraf internasional seperti London Book Fair (LBF) di Inggris, pekan lalu, membuka peluang besar bagi penulis dan penerbit buku Indonesia untuk lebih berkembang.
Di ajang yang merupakan pasar
rights (hak cipta) buku ini, penerbit Indonesia bisa memamerkan buku-buku unggulan, dan penerbit asing memborong
rights-nya. Begitu pun sebaliknya.
Menurut Nung Atasana dari Borobudur Agency-IKAPI, selama tiga hari digelarnya LBF, ada beberapa buku karya penulis Indonesia yang mencuri perhatian penerbit dan distributor asing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Buku
SophisTEAcation langsung mendapat pesanan impor dari Filipina, dan distributor Inggris pun tertarik mengedarkannya,” kata Nung kepada CNN Indonesia melalui surel (18/4).
Buku yang lengkapnya berjudul
SophisTEAcation-An Anthology of Porcelain Teacups Collecting ini ditulis oleh Arlyn Lawrence bersama seniman dan kolektor cangkir Desiree Sitompoel.
Lebih jauh Nung menyatakan, hak cipta buku
SophisTEAcation juga menarik minat sebuah penerbit asing yang tak lama lagi siap mengedarkannya dalam edisi Polandia.
Sari Meutia, CEO Mizan Publishing sekaligus Koordinator Promosi dan Publikasi Komite Nasional Indonesia di LBF juga membocorkan buku-buku lain yang “ditaksir” penerbit asing.
“Buku
Halo Balita sebanyak 26 judul dibeli penerbit di Turki,” kata Sari kepada CNN Indonesia melalui surel. “Buku-buku anak muslim keluaran Mizan juga siap diedarkan distributor di Inggris Raya.”
Masih ada sederet buku Indonesia lain yang siap diedarkan di belantara Eropa. Yaitu, komik atau novel grafis berjudul
Mantra terbitan Mizan dan
Enjah terbitan Cendana Art Media.
Mantra dilirik penerbit komik Inggris, dan
Enjah ditaksir penerbit Italia untuk diedarkan dalam edisi Italia. Buku ilustrasi keluaran Caravan Studio juga diminati penerbit Inggris dan Turki.
Nung juga membocorkan informasi tentang penerbit dan toko buku di Penang Malaysia yang berminat mengimpor buku-buku luks terbitan Indonesia, dari penerbit BAB dan Afterhours.
“Selain itu, ada
literary agent dari Korea yang berminat membeli hak cipta untuk edisi Korea dari buku-buku Indonesia yang sudah terbit dalam berbagai bahasa oleh penerbit luar,” tulis Nung.
Tentu saja, kabar ini membawa angin segar bagi dunia literasi di Tanah Air. Semakin bertambah penerbit dan distributor asing yang tertarik buku-buku Indonesia, semakin berkilau nama Indonesia di ranah literasi dunia.
(vga/vga)