Jakarta, CNN Indonesia -- Ada banyak cerita di balik ditetapkannya suatu tanggal sebagai hari perayaan sedunia. Begitu juga tanggal hari ini, 23 April, yang ditetapkan UNESCO sebagai Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia.
Ternyata, tanggal ini memang lekat dengan ranah literasi. Sebagaimana dinyatakan di laman UNESCO, tanggal ini bertepatan dengan kelahiran dan kematian beberapa penulis kenamaan.
Penulis Maurice Druon, Haldor K.Laxness, Josep Pla dan Manuel Mejía Vallejo menyapa dunia pada 23 April. Pada tanggal ini pula Inca Garcilaso de la Vega dan Shakespeare meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak ditetapkan dalam sebuah konferensi UNESCO di Paris, Perancis, pada 1995, banyak negara turut ambil bagian dalam perayaan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia.
Tujuan dirayakannya Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia tak lain untuk menyemangati banyak orang, terutama kaum muda, merasakan asyiknya membaca buku.
Selain itu, perayaan kali ini sekaligus memberikan salutasi bagi mereka yang berkontribusi di ranah literasi, dari penulis, penerbit, perpustakaan, sampai toko buku.
“Literasi adalah gerbang pengetahuan,” kata Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova. “Buku, dalam bentuk apa pun, berperan penting merangkum esensi bagi kekuatan dan kepercayaan diri individu.”
Banyak negara boleh turut merayakan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia. Namun hanya satu kota di satu negara yang kebagian tugas sebagai tuan rumah World Book Capital 2015.
Tahun ini, peran tersebut diemban selama setahun penuh oleh Incheon. Kota di Korea ini terpilih karena terbilang maju di sektor industri buku, penerbitan, penjualan, dan perpustakaan.
Pegiat literasi di Incheon menggelar banyak program menarik untuk mempromosikan kegemaran membaca di berbagai kalangan, juga menggaungkan hak cipta untuk melindungi kreativitas.
Program semacam ini membuat banyak orang makin menyadari manfaat besar buku sebagai jendela keberagaman, sekaligus agen nilai-nilai kebaikan dan pengetahuan.
Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia didukung secara global, karena inilah momen untuk mengenalkan kekuatan buku sebagai sang agen perubahan kehidupan ke arah yang lebih baik.
(vga/vga)